Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp 13,5 triliun pada tahun 2025. Pengamat pasar modal menilai nilai transaksi harian bursa seharusnya bisa lebih tinggi.

Pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat mengatakan, kini jumlah perusahaan di BEI mencapai lebih dari 900 perusahaan. Dengan jumlah sebesar itu seharusnya nilai transaksinya bisa lebih tinggi menurut Teguh.

“Karena banyak kendala, nilai transaksi saat ini kurang lebih Rp. 8 triliun sebenarnya sama dengan 10 sampai 15 tahun lalu,” kata Teguh, Rabu (23/10/2024).

Menurut dia, nilai transaksi harian bursa bisa meningkat seiring dengan semakin banyaknya saham yang diperdagangkan. Teguh memperkirakan dengan 900 perusahaan yang terdaftar di bursa, nilai transaksinya minimal bisa mencapai Rp 20 triliun per hari.

Melalui nilai transaksi saat ini, Teguh mengatakan hal tersebut menunjukkan rendahnya minat investor untuk berdagang atau berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Ya, salah satu penyebabnya karena terlalu banyak saham IPO yang kualitasnya rendah dan tidak melalui proses seleksi yang benar, ujarnya.

Ia juga melihat Bursa Efek Indonesia belum berani mematok target lebih tinggi, hanya Rp 13,5 triliun dari Rp 12,25 triliun, ini pertanda BEI menyadari pasar saham Indonesia sedang sepi dan lesu.

Sebagai informasi, BEI menyebutkan hingga 18 Oktober 2024, rata-rata nilai transaksi harian BEI mencapai Rp12,94 triliun atau melampaui target BEI sebesar Rp12,25 triliun pada tahun 2024.

Dalam hal pencatatan efek baru, BEI menargetkan mencatatkan 407 efek baru pada tahun 2025. BEI berniat mencatatkan 66 saham pada tahun depan.

Target pencatatan saham baru naik dari tahun 2024 menjadi 62 pencatatan saham. Hingga 18 Oktober 2024, BEI mengungkapkan terdapat 25 perusahaan yang sedang dalam pipeline IPO Bursa, dengan 36 perusahaan baru tercatat di Bursa.  

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel