BISNIS, JAKARTA – Garuda Indonesia berencana menambah delapan pesawat pada tahun ini sebagai bagian dari ekspansi perseroan. Dari jumlah tersebut, enam di antaranya merupakan produk Boeing.

Hari ini Selasa (11/6/2024) Redaksi berita pilihan BisnisIndonesia.id adalah pemberitaan mengenai langkah ekspansi Garuda Indonesia untuk meningkatkan kinerja bisnis. Selain informasi tersebut, masih banyak informasi menarik lainnya yang disampaikan meja redaksi BisnisIndonesia.id

5 berita utama teratas di Bisnisindonesia.id hari ini adalah sebagai berikut:

1. Target ekspansi Garuda Indonesia adalah menambah armada

Presiden Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meyakini keselamatan dan keamanan pesawat Boeing yang dipesan perseroan akan dijaga dengan baik. 

Pasalnya, pesawat yang dipesan perusahaan ini tidak se-baru Boeing 737 Max. Aman, pesawat yang kami pesan bukan pesawat baru yang kami cari, kata Irfan.

Saat ini, Garuda Indonesia mengoperasikan berbagai macam pesawat Boeing, termasuk 777-300ER dan 737-800 NG.

Perusahaan berkomitmen untuk memastikan armada saat ini dan masa depan memenuhi standar dan standar keselamatan yang ditetapkan pemerintah.

Pada Februari 2024, data Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kmenhub) melaporkan Garuda Indonesia mengoperasikan 57 pesawat. Jumlah pesawat tersebut antara lain 38 B737-800NG, 12 Airbus A330-200/300/900 dan 7 B777-300ER.

 

2. Rekomendasi saham MDKA setelah kinerja mengecewakan di tahun sebelumnya

Penambangnya adalah PT Merdeka Tembaga TBK. Tahun ini dimulai dengan kinerja ekonomi yang buruk. Namun, harapan untuk kembali meraih kinerja pada kuartal berikutnya terbuka lebar. Proses privatisasi berpotensi semakin memperkuat bisnisnya.

Penerbit kode MDKA merilis laporan keuangan kuartal I tahun ini pada pekan lalu, Senin (3/6/2024). Dari lini atas, perusahaan melaporkan kinerja yang mengesankan. Namun beban perusahaan meningkat sehingga menimbulkan kerugian.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama tahun 2024, Grup MDKA melaporkan pendapatan dan EBITDA sebesar USD 541 juta dan USD 57 juta, yang mewakili pertumbuhan year-over-year sebesar 152,6% dan 29,5% (tahun lalu/YYY). .

Pertumbuhan yang kuat ini terutama ditopang oleh peningkatan nikel. Nikel membukukan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar US$444 juta dan US$27 juta, mewakili peningkatan YoY sebesar 211% dan 102%.

 

3. Seri BP tidak menyelesaikan tugas sebelum dikurangi penghematan biaya tenaga kerja

Penerapan Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) telah melahirkan pengusaha dan pekerja. Penolakan tersebut karena adanya masalah kepercayaan terhadap pengelolaan keuangan Tapera. 

Selain itu, penolakan tersebut terjadi di saat banyak pensiunan pegawai pemerintah yang mengeluhkan sulitnya pencairan dana tabungan Tabungan Perumahan (Taperam) yang dikelola Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan (Bapertaram). 

Sekadar informasi, Bapertarum-PNS resmi dibubarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 24 Maret 2018. 

Penunjukan Kelompok Likuidasi dilakukan pada tahun 2020 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera. 

 

4. Dog-drilling harga gas murah (HGBT) untuk industri

Kebijakan batas bahan bakar yang unik, yang ditetapkan sebesar US$6 per juta megawatt jam Inggris (MMBtu) di tujuh sektor industri, masih menjadi kekhawatiran bagi para pedagang dan industri minyak dan gas.

Di satu sisi, terjaganya harga gas bumi tertentu (HGBT) sangat dinantikan oleh industri dan industri yang diuntungkan dari kebijakan ini, namun di sisi lain, hilangnya pendapatan pemerintah akibat kebijakan ini masih menjadi permasalahan.

Untuk itu, Persatuan Industri Gas Bumi Indonesia (IPGI) mengusulkan peninjauan kembali kebijakan HGBT yang akan dilanjutkan setelah habis masa berlakunya pada tahun 2024. Peninjauan kembali kebijakan HGBT dinilai sangat perlu karena berdampak besar terhadap keseluruhan gas. rantai pasokan secara alami, baik di pasar atas, menengah, dan bawah.

“Penting untuk meninjau kinerja HGBT untuk memastikan manfaatnya diterima oleh investor di tingkat atas, menengah, dan bawah.” Selain itu, HGBT ini terutama untuk mendorong persaingan di tujuh sektor [receive],” kata CEO IPGI Eddie Asmanto, Senin (10/6/2024).

 

5. Restrukturisasi Kredit Dengan berakhirnya masa reses, NPL Bank mulai meningkat

Kekhawatiran terhadap peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan pasca selesainya reformasi kredit pada awal tahun ini menjadi kenyataan. Pada bulan pertama setelah stimulus berakhir, NPL perbankan meningkat.

Badan Jasa Keuangan (OJK) menunda kebijakan restrukturisasi pinjaman Covid-19 hingga akhir Maret 2024. Dalam sebulan, rasio NPL meningkat. Hal ini terlihat dari data OJK April 2024 yang menunjukkan total NPL perbankan mencapai 2,33%.

Total NPL perbankan meningkat 2,25% dalam sebulan dibandingkan Maret 2024. NPL perbankan juga meningkat menjadi 0,81% pada April 2024 dari 0,77% pada Maret 2024.

Namun rasio kredit (loan at risk/LaR) perbankan mengalami penurunan dari 11,1% pada Maret 2024 menjadi 11,04% pada Maret 2024.

Sementara itu, OJK menyebutkan, satu bulan setelah kebijakan relaksasi ditangguhkan, masih terdapat nilai restrukturisasi pinjaman sebesar 207,40 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan lalu yaitu Rp 228,03.

Lihat informasi dan artikel lebih lanjut di Google dan WA