Bisnis.com, Jakarta – Persepsi terhadap merosotnya etnis kelompok kelas menengah di Tanah Air nampaknya belum mendapat jawaban konkrit.
Misalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak membenarkan kekhawatiran akan menurunnya kelas menengah sebagai kelas menengah potensial atau emerging middle class. Ia percaya bahwa situasi ini dapat dimengerti di bawah tekanan perekonomian dunia.
Menurutnya, pandemi Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia, berdampak buruk pada kelas menengah yang tertinggal karena kasta. Faktanya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat antara tahun 2019 dan 2024, setidaknya 9,4 juta penduduk kelas menengah akan terdegradasi ke dalam kelompok sasaran kelas menengah.
Nasib kelas menengah menjadi salah satu redaksi berita yang dihimpun dalam 5 berita teratas Bisnisindonesia.id edisi Sabtu (31/8/2024). Ada juga laporan rinci tentang bank yang menunggu penurunan suku bunga di pasar pengisi daya kendaraan listrik. Berikut detailnya.
1. Nasib buruk kelas menengah adalah penyangkalan, bukan dukungan
Tercatat, perhatian pemerintah terhadap masyarakat kelas bawah sangat penting dalam pengalokasian anggaran bantuan sosial atau bansos.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan alokasi anggaran bantuan sosial mencapai Rp496,8 triliun pada tahun 2024, mendekati anggaran tahun 2020 sebesar Rp498 triliun pada masa pandemi Covid-19. Tahun depan anggaran bansos mencapai Rp 504,7 triliun, meski epidemi tidak perlu dilawan seperti tahun 2020.
Nada bantahan Presiden Jokowi terhadap situasi ini merupakan salah satu alarm yang perlu ditindaklanjuti, berbeda dengan respons Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlang Hartarto. Saat ini jumlah penduduk kelas menengah Indonesia berjumlah sekitar 17,13%. Sementara itu, jumlah penduduk yang menuju kelas menengah diperkirakan mencapai sekitar 50 persen.
Sedangkan jumlah penduduk yang masuk ke kelas menengah sekitar 137,5 juta orang. Di sisi lain, Airlanga menegaskan, kelompok kelas menengah atau middle class sangat penting bagi Indonesia.
2. Bank menunggu penurunan suku bunga
Kalangan perbankan memperkirakan penurunan suku bunga acuan bisa dicapai pada akhir tahun ini.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), misalnya, sudah menyatakan siap dengan kebijakan penurunan suku bunga acuan. Direktur Keuangan BNI Novita Angreni mengatakan jika Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga dasar, maka perseroan akan mempertimbangkan penyesuaian suku bunga pinjaman berdasarkan daya saing produk dan layanan di pasar.
Berdasarkan laman resmi BNI per 30 Juni 2024, suku bunga dasar kredit (SBDK) untuk korporasi dan perorangan masing-masing sebesar 8,05% dan 8,3% per tahun. Untuk sektor konsumer, suku bunga pinjaman utama untuk CPR BNI ditetapkan sebesar 7,4%, dan untuk non-CPR – 8,8% per tahun.
Pada suku bunga pinjaman utama ini, manajemen tidak memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung pada penilaian bank terhadap risiko masing-masing peminjam, kondisi keuangan peminjam, jangka waktu pinjaman dan prospek usaha. pembiayaan. Lalu bagaimana tanggapan bank lain?
3. Mengenal Prabowo – Rencana Gibran membangun 3 juta rumah
Pemerintahan Prabowo Subanto-Gibran Rakabuming Raa nampaknya sangat fokus dalam mengentaskan permasalahan perumahan rakyat.
Selain itu, akan terjadi 9,9 juta rumah kekurangan atau perumahan tidak terjangkau pada tahun 2023, berdasarkan data BPS Susan. Selain itu, terdapat 26,9 juta unit rumah tidak layak huni (RTLH).
Pemerintahan baru akan melaksanakan program pembangunan 3 juta rumah setiap tahun untuk mengatasi masalah perumahan. Target program pembangunan 300.000 rumah ini tiga kali lebih tinggi dibandingkan rencana 100.000 rumah pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Ketua Satgas Perumahan Presiden terpilih Prabowo Subjanto Hashim S. Yojohadikusumo mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendorong sektor perumahan menjadi sektor prioritas dan mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia mengatakan hal ini tercermin di Tiongkok yang pertumbuhan ekonominya telah melampaui 10% selama 35 tahun. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi Tiongkok membuat antara tahun 1980 hingga 2017, pemerintah negara tirai bambu membangun sektor perumahan yang menyediakan 25% produk domestik bruto (PDB).
4. Kemenangan industri lokal pada Pilkada Serentak 2024
Memang, laju Pilkada 2024 bisa menjadi angin segar bagi pembangunan bangsa. Industri makanan dan minuman, tekstil, serta kertas dan percetakan akan memperoleh manfaat dari perubahan ekonomi dalam agenda ini.
“Kami kira pada bulan Oktober mendatang, ketika ada momentum pilkada, hal ini akan menjadi faktor yang dapat mendongkrak aktivitas industri secara keseluruhan,” kata Yusuf.
Dalam hal ini, subsektor industri makanan dan minuman juga merupakan subsektor industri yang berpotensi meningkatkan kapasitas produksi pada pilkada mendatang.
Namun upaya menjaga daya beli negara dengan menjaga tingkat harga barang-barang strategis secara tidak langsung akan mempengaruhi indikator industri dalam beberapa bulan mendatang.
5. Hindari hambatan besar di pasar pengisi daya kendaraan listrik
Peningkatan penjualan kendaraan listrik dan beberapa insiden kebakaran dapat menimbulkan risiko membatasi laju pertumbuhan pesat pasar infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik. Produsen kendaraan listrik dan penyedia infrastruktur harus bekerja sama untuk mencari solusi.
Mengutip laporan riset SNE bertajuk Electric Vehicle Charging Infrastructure – Global Trends and Market Outlook to 2030, pengisian EV telah menunjukkan pertumbuhan pasar dan diproyeksikan terus tumbuh.
Pasar infrastruktur pengisian daya global mencapai USD 9 miliar pada tahun 2018 dan akan tumbuh kembali hingga mencapai USD 44,1 miliar pada tahun 2022. Pasar diperkirakan akan tumbuh menjadi $418,2 miliar pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 32%.
Di Indonesia, jaringan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah berkembang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data PLN, pada periode 2021 hingga 2024, jumlah SPKLU bertambah 5,6 kali lipat menjadi 1.582 unit. Selain itu, jumlah layanan pengisian daya rumah meningkat 130 kali lipat menjadi 14.524.
Keberadaan 1.582 SPKLU ini merupakan hasil kerjasama PLN dengan 27 mitra yang tersebar di 1.131 lokasi di seluruh Indonesia, dengan rincian 990 SPKLU milik PLN dan PLN serta 592 SKLU milik mitra.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel