Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan mekanisme perdagangan lelang penuh (FCA) bagi emiten di bawah Badan Pengawas Khusus (PPK) ditengarai menjadi penyebab ambruknya IHSG pada pertengahan tahun ini.

Mekanisme ini mulai berlaku pada 25 Maret 2024. Penerapan aturan baru ini langsung menimbulkan reaksi negatif dari pasar dan dianggap sebagai latar belakang sentimen negatif yang menguasai seluruh pasar belakangan ini.

Kebijakan ini disebut-sebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham, yang pada gilirannya akan meningkatkan perlindungan investor.

Mekanisme baru ini memungkinkan seluruh saham PPK diperdagangkan pada harga minimal Rp1, dan tidak lagi hanya Rp50. Dengan kata lain, mekanisme KDP memungkinkan penurunan harga lebih dalam.

Artikel mekanisme perdagangan di pasar modal menjadi salah satu pemberitaan BisnisIndonesia.id hari ini, Selasa (18 Juni 2024). Selain berita tersebut, redaksi BisnisIndonesia.id menyajikan beragam berita ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analisa. Berikut ulasannya:

 

Fleksibilitas pasar properti residensial didukung insentif PPN DTP

Pada kuartal pertama tahun 2024, sektor real estate residensial akan mengalami pergerakan di pasar primer di tengah skenario ketidakpastian. Pemilihan parlemen menciptakan suasana ketidakpastian yang menyebabkan investor dan konsumen menunda pengambilan keputusan keuangan.

Kekhawatiran terhadap potensi perubahan peraturan perundang-undangan yang dapat mempengaruhi proyek konstruksi yang sedang berjalan dan juga mempengaruhi properti residensial, terutama properti mewah.

CEO Pinhome Dayu Dara Permata mengatakan pasar properti Indonesia menunjukkan ketahanan yang luar biasa pada kuartal pertama tahun 2024, didorong oleh kuatnya permintaan dari pembeli rumah pertama dan generasi milenial, terutama di segmen perumahan terjangkau.

Selain itu, pertumbuhan properti residensial pada triwulan I 2024 didorong oleh insentif PPN (PPN DTP) yang diberikan negara sebesar 100% PPN hingga Juni 2024 dan 50% hingga Desember 2024. Insentif ini berdampak pada calon pembeli. rumah untuk segera membeli rumah baru atau rumah utama dalam keadaan yang tidak pasti.

 

Kami menunggu langkah OJK untuk menanggapi kekhawatiran mengenai tidak meningkatnya pinjaman bank umum

Rasio kredit bermasalah (NPL) beberapa bank nampaknya terus memburuk, bahkan hingga ke level yang dinilai mengkhawatirkan. Kondisi ini harus diwaspadai masyarakat ketika OJK melanjutkan kegiatan pengawasannya.

Berdasarkan statistik perbankan OJK, data menunjukkan kredit bermasalah bank umum industri berada pada level 2,25 persen pada Maret 2024 atau senilai Rp163,26 miliar. Nilai tersebut menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 2,49%.

Pada saat yang sama, pinjaman bersih sebesar 0,77% pada Maret 2024, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,72%. Meskipun industri perbankan tampak sehat, namun kondisi beberapa bank tidak begitu baik.

Bank yang memiliki rasio NPL tinggi adalah PT Bank Amar Indonesia Tbk. (CINTA). Emiten bank digital ini mencatatkan penyaluran kredit bruto sebesar 10,26 persen pada Maret 2024, meningkat 378 basis poin (bps) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau 6,48 persen.

 

Menelusuri kontroversi FCA (Full Call Auction) yang dituding sebagai penyebab runtuhnya IHSG

Pejabat EIB telah beberapa kali angkat bicara menanggapi kontroversi FCA. Pasalnya, IHSG sejak awal mulai terpuruk setelah mencapai level tertinggi baru pada pertengahan Maret 2024.

Irvan Susandy, Direktur Perdagangan Anggota dan Peraturan Anggota Bursa BEI, mengungkapkan pada 26 Maret 2024, tujuan pemberlakuan PPK FCA adalah untuk melindungi investor.

BEI menilai dengan metode perdagangan ini, pembentukan harga seharusnya lebih adil.

“Karena memperhitungkan semua pesanan di buku pesanan sehingga memberikan perlindungan kepada investor terhadap kemungkinan masuknya pesanan agresif ke pasar,” tulis Irvan di grup WhatsApp Jurnalis Bursa saat itu.

 

Kebijakan dana pariwisata dipercepat sebelum pengunduran diri Jokowi

Rancangan keputusan presiden (Perpres) tentang pembiayaan pariwisata berkelanjutan diharapkan selesai pada akhir kuartal ketiga. Padahal, sebelumnya pembentukan dana pariwisata seharusnya selesai sebelum Idul Fitri 2024. Saat itu, pemerintah tengah menyiapkan Perpres yang menetapkan pembentukan dan penatausahaan dana pariwisata.

Penyusunan rancangan peraturan ini menimbulkan kontroversi selama perjalanannya, karena salah satu sumber pembiayaan diperkirakan berasal dari pajak wisatawan yang dibebankan pada harga tiket pesawat.

Setelah mendapat masukan dari berbagai pihak dan menilai tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pemerintah akhirnya mencabut masalah tersebut.

Sementara itu, dana pariwisata ini tidak hanya digunakan untuk penyelenggaraan konser di dalam negeri, tetapi juga untuk pertemuan, insentif, konferensi dan pameran (MICE), kegiatan olah raga, dan kegiatan lainnya yang dapat menarik wisatawan ke Indonesia, membangun brand bangsa, dan menjadi penyelenggara. untuk operasi kelas dunia dan berkualitas tinggi.

 

Mengurai Benang Kusut Generasi Milenial dan Gen Z yang Berjuang Beli Rumah

Dalam beberapa tahun terakhir, generasi milenial dan Gen Z kesulitan membeli rumah. Pasalnya, harga rumah semakin terjangkau berdasarkan pendapatan.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, hingga 81 juta generasi milenial di Indonesia menjadi tuna wisma. Sebab, generasi muda menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk mencapai gaya hidup, sedangkan keinginan memiliki rumah belum menjadi prioritas.

Padahal, rumah merupakan kebutuhan penting bagi setiap orang karena rumah merupakan tempat membangun keluarga yang baik. Generasi muda diminta menyadari pentingnya memiliki rumah untuk masa depan, mengurangi belanja konsumen.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menilai generasi Z akan kesulitan membeli rumah jika tidak mendapat dukungan finansial. Hal ini ia sampaikan menanggapi rencana pemotongan gaji pekerja dari tabungan masyarakat untuk perumahan (Tapera).

“Kebutuhan akan perumahan rakyat tidak bisa dihindari. Karena jika kita tidak melakukan hal ini sekarang, jika kita menundanya, Gen Z tidak akan pernah bisa memiliki rumah. “Saya jamin Generasi Z tidak akan bisa memiliki rumah sendiri jika kita tidak mendapatkan bantuan pembiayaan sekarang,” ujarnya dalam video di akun X miliknya @sandiuno, dikutip Senin (17 Juni 2024). .

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel