Bisnis.com, Jakarta – Setelah pemerintah memutuskan menaikkan tarif cukai rokok, pemerintah menargetkan dua kelompok minuman manis kemasan atau MBDK yang akan dikenakan cukai.

Bea cukai dikenakan pada minuman manis kemasan untuk mengurangi konsumsi gula dan mencegah diabetes. Tak hanya jus dengan tambahan gula, tapi juga larutan penyegar, bahkan kopi kemasan pun dibebaskan bea cukai.

Sedangkan untuk minuman siap saji, lanjutnya, produk kena cukai antara lain jus buah kemasan dengan tambahan gula, minuman energi, minuman lain seperti kopi, teh, minuman berkarbonasi, dan minuman khas Asia seperti larutan penyegar.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi diabetes di Indonesia akan meningkat dari 10,6% pada tahun 2021 menjadi 11,7% pada tahun 2023. Federasi Diabetes Internasional juga mencatat Indonesia memiliki jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia. 19,5 juta orang.

Artikel BisnisIndonesia.id tentang Cukai Minuman Berpemanis menjadi pemberitaan hari ini, Rabu (24/7/2024). Selain berita tersebut, berbagai berita ekonomi dan bisnis yang dikemas secara lengkap dan analitis juga disajikan dari redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:

 

Memoles reputasi hulu migas

Pemerintah optimistis sektor hulu migas (migas) Indonesia masih menjanjikan dan menarik, meski sudah banyak perusahaan yang mulai menjual asetnya di Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan berbagai reformasi dan penyesuaian agar lingkungan investasi hulu migas Indonesia kompetitif. Tidak hanya regulasi yang diperbaiki dengan memudahkan investor berinvestasi, pemerintah juga melakukan reformasi keuangan agar setidaknya menarik dibandingkan situasi 3 tahun terakhir.

Ariana Somanto, Direktur Pengembangan Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan pemerintah telah melakukan reformasi Skema Kontrak dan Insentif Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam 3 tahun terakhir.

“Reformasi ini dimulai 3 tahun lalu dan telah membawa hasil nyata.” Buktinya dalam 3 tahun terakhir sudah terjual 21 blok migas, atau lebih banyak dibandingkan tiga tahun sebelumnya, kata Ariana, Selasa. 23/7/2024).

 

Tingkatkan cakupan kredit UMKM, OJK susun aturan baru

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini sedang merancang aturan khusus pinjaman kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dapat meningkatkan penyaluran kredit kepada ‘rakyat kecil’.

Dalam rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang pemberian kemudahan akses pembiayaan kepada UMKM, terdapat beberapa ketentuan. Misalnya, Pasal 2 menyatakan bahwa lembaga jasa keuangan harus mendorong kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM.

Sedangkan organisasi jasa keuangan adalah organisasi yang melakukan kegiatan di bidang perbankan, pasar modal, asuransi, penjaminan, dana pensiun, permodalan risiko, lembaga keuangan mikro, lembaga keuangan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Sementara pada Pasal 3 disebutkan bahwa lembaga jasa keuangan perlu memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada UKM dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko.

 

Bea cukai atas minuman manis, kopi celup, dan jus menjadi mahal

Berdasarkan penelitian Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI), diabetes melitus tipe 2 mempunyai beban ekonomi berupa kematian dan kecacatan.

Health Economics Research Associate CISDI Muhammad Zulfiqar Firdaus mengatakan berdasarkan perhitungan organisasinya, hilangnya beban ekonomi akibat kematian dan kecacatan akibat diabetes melitus tipe 2 dapat menghemat biaya pengobatan Indonesia hingga 24,9 triliun dan Rp15,7 triliun. sehingga merugikan produktivitas ekonomi.

“Indonesia dapat menghemat hingga Rp40,6 triliun dari penerapan cukai minuman manis kemasan yang dapat meningkatkan harga jual produk MBDK di pasaran minimal 20%,” kata Zulfikar.

Sovarta Kosen, peneliti utama CISDI, mengatakan tarif cukai sebesar 20 persen hingga 50 persen dapat dikenakan pada minuman manis. Di antara 100 negara yang telah menerapkan tarif cukai, rata-rata tarifnya adalah 20%, bahkan negara maju pun sudah menerapkan 80%.

 

Waskita Beton (WSBP) meningkatkan kinerja, menjaga kepercayaan penyandang dana

Laporan keuangan PT Waskita Beton Precast Tbk, Yojana (WSBP) kurang baik pada kuartal I 2024. Sedangkan kinerja sahamnya telah masuk dalam lembaga pengawasan khusus dengan mekanisme full call Auction (PPK FCA).

Berdasarkan laporan keuangan, WSBP mencatatkan kerugian sebesar Rp 126 miliar pada kuartal I 2024. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, BUMN penerbit Karya masih mencatatkan laba Rp 16,44 miliar.

Kerugian WSBP berbanding terbalik dengan peningkatan pendapatan operasional. Sepanjang kuartal I 2024, perseroan mengantongi pendapatan Rp 505,68 miliar. Angka tersebut meningkat 37,74% menjadi Rp367,11 miliar dari triwulan I tahun 2023.

WSBP melaporkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 26,70% menjadi Rp391,52 miliar dibandingkan Rp309 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

 

Bank mengambil peluang dari para pencari keuntungan

Banyak perbankan yang memanfaatkan peluang para pencari keuntungan melalui berbagai produk investasi mulai dari surat berharga negara ritel (SBN) hingga emas.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI misalnya) optimis mampu meraup penjualan Rp 1 triliun dari penawaran SBN ritel berikutnya, sukuk ritel seri SR021. Kendaraan yang dibiayai pemerintah ini rencananya akan diluncurkan pada Agustus 2024.

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menjelaskan beberapa faktor yang memprediksi SR021 menjadi top seller secara global dan domestik.

“Melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif dan data perekonomian yang solid, kami menargetkan peningkatan penjualan SR021 di atas Rp 1 triliun,” kata Henny kepada Bisnis dikutip Selasa (23/7/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel