Bisnis.com, JAKARTA — PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA) memperluas kehadirannya di sektor energi panas bumi. Grup Sinar Mas mendekati dua blok panas bumi di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) setelah pengeboran pemerintah.
Melalui anak perusahaannya PT Daya Anugerah Sejati Utama, DSSA mengikuti serangkaian lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) Cisolok, Jawa Barat dan WKP Nage di NTT.
Untuk blok Cisolok, Daya Augera berhadapan dengan PT Ormat Geothermal Indonesia. Perusahaan penyiaran keluarga Widjaja disebut-sebut memenangkan lelang blok panas bumi ini.
“Pemenangnya adalah PT Daya Augera Sejati Utama. Remi Harimanda, CTO Ormat Technologies Indonesia, baru-baru ini menegaskan: “Jelas bahwa skala komitmen eksplorasi mereka lebih besar.”
Artikel mengenai kegiatan bisnis cabang Sinar Mas menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Selasa (9/10/2024). Selain berita-berita tersebut, redaksi BisnisIndonesia.id menyajikan berbagai berita ekonomi dan komersial yang dikemas secara mendalam dan analitis. Berikut ini ikhtisarnya:
Baca masa depan pasar real estat vertikal pada pemerintahan Prabowo-Gibran
Pasar real estate vertikal diperkirakan akan tumbuh kembali seiring dengan rencana kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membangun 1 juta unit rumah vertikal per tahun di kawasan perkotaan.
Sekadar informasi, pemerintahan Prabowo-Gibran akan membangun 3 juta unit rumah setiap tahunnya, meliputi 1 juta unit rumah di perkotaan dan 2 juta unit rumah di pedesaan.
Di kawasan perkotaan, pemerintahan Prabowo-Gibran menggandeng stasiun kereta api yang akan dibangun di kawasan pemukiman dengan konsep transit oriented development (TOD). Selanjutnya juga akan membangun hunian vertikal di atas tanah milik pemerintah daerah dengan konsep campuran.
CEO PT Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono mengatakan rencana pemerintah baru untuk membangun 1 juta unit hunian vertikal di perkotaan akan mendongkrak pasar apartemen Indonesia. Pasalnya, situasi real estate di Indonesia saat ini dihadapkan pada stagnannya permintaan di tengah kelebihan pasokan.
Rekor IHSG tidak disertai dengan biaya transaksi
Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG konsisten mencetak rekor baru sejak Agustus dan melanjutkan trennya di bulan ini. Namun pertumbuhan IHSG tersebut tidak sejalan dengan rata-rata nilai transaksi harian atau RNTH
Pekan lalu, IHSG mencapai 7.721 dari rekor sebelumnya 7.694, dan kapitalisasi pasar meningkat 0,78% menjadi Rp 13.217 triliun. Sedangkan kemarin, Senin (9/9/2024), ditutup di level 7.702.
Sedangkan pada minggu lalu, RNTH turun 70,18%. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata saat ini sudah mencapai Rp 12,6 triliun.
Oleh karena itu, BEI menilai IHSG RNTH yang beberapa kali memecahkan rekor (all time high) juga menjadi penyebab reli tersebut.
Anak perusahaan Sinar Mas Group (DSSA) di blok panas bumi Cisolok & Nage
DSSA menyiapkan belanja modal sebesar $350 juta atau setara Rp5,59 triliun (kurs Rp15.995) pada tahun 2024. Belanja modal tersebut mayoritas akan dialokasikan untuk infrastruktur multimedia.
Pada tahun 2024, DSSA akan terus bergantung pada pertambangan batu bara. Sisanya adalah perusahaan pemasok listrik dan uap, perusahaan teknologi, serta perusahaan dagang pupuk dan bahan kimia.
Kiwoom Sekuritas Indonesia menilai meski saat ini saham DSSA tergolong overvalued atau dinilai terlalu tinggi, namun tetap menarik untuk disimak.
“Tapi terkadang, meski valuasi sudah selesai dan pandangan investor terhadap prospeknya bagus, tetap menarik untuk dikoleksi,” kata Sukarno Alatas, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas, Senin (9/9/2024) di Indonesia.
Perburuan investor di dasar batubara
Pemerintah terus mendorong penghentian penggunaan batu bara sebagai strategi untuk tetap memanfaatkan produksi emas hitam yang berlimpah di negara ini secara optimal selama transisi energi.
Meskipun dunia usaha masih rentan terhadap amanat UU No. 3 Tahun 2020 yang mengubah UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan dan pertambangan batubara, pemerintah tak mau putus asa.
Berbagai pendekatan dilakukan, antara lain menawarkan langsung proyek hilirisasi batu bara kepada investor, serta menyiapkan insentif untuk mendorong hilirisasi batu bara di Tanah Air.
Air Products & Chemical Inc. dari proyek gasifikasi batubara menjadi produk gas atau dimethyl ether (DME) yang akan dioperasikan oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bersama PT Pertamina (Persero) dan proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol bersama anak usahanya PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), bahkan PT Kaltim Prima Coal (KPC) tak serta merta memaksa pemerintah untuk menyerah.
Bank melihat peluang dalam teknologi AI
Komunitas perbankan sedang mempertimbangkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi bisnis dan meningkatkan pendapatan perbankan dan teknologi keuangan (fintech).
Perwakilan Bank, PT Bank Central Asia Tbk. Misalnya, (BBCA) mengatakan perusahaan telah mengoptimalkan penggunaan data besar dan kecerdasan buatan untuk menyederhanakan proses bisnis. Menurut dia, solusi ini digunakan dalam pelayanan pelanggan, seperti dalam pengajuan kredit konsumsi, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Mobil. Selanjutnya, teknologi ini digunakan dalam database dan pengenalan wajah.
Padahal, jika nasabah memiliki data biometrik, maka pembukaan rekening BCA akan menggunakan seluruh kecerdasan buatan, kata Presiden BCA Jahja Setiatmadja usai agenda Bank AI Day, Senin (9/9/2024).
Menurutnya, kecerdasan buatan akan memudahkan sektor perbankan. Ia juga mengakui bahwa layanan perbankan tidak bisa dipisahkan dari kecerdasan buatan. Oleh karena itu, hal ini menciptakan peluang aliran pendapatan berbasis biaya atau komisi.
Temukan berita dan artikel lainnya di Google News dan WA