Bisnis.com, Jakarta – Setahun sudah Carbon Exchange atau IDX Carbon diluncurkan dan transaksinya dikabarkan melebihi volume pertukaran karbon di Malaysia dan Jepang. Catatan ini mencerminkan potensi volume transaksi yang lebih tinggi.
Artikel berjudul Arah Positif Pertukaran Karbon Indonesia menjadi salah satu berita pilihan redaksi BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, redaksi BisnisIndonesia.id menghadirkan sederet berita menarik lainnya.
Berikut artikel utama Bisnisindonesia.id, Jumat (4/4/2024):
1. Arah positif pertukaran karbon Indonesia
Setahun telah berlalu sejak diluncurkannya Carbon Exchange atau IDX Carbon yang diklaim telah melampaui volume pertukaran karbon di Malaysia dan Jepang.
Demikian dilansir Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan data BEI, volume transaksi perdagangan di bursa karbon Indonesia atau IDXCarbon mencapai 613.894 ton CO2e. BEI optimistis pada akhir tahun 2024 dapat mencapai 100 pengguna layanan pertukaran karbon.
“Bukankah itu cukup besar jika aku bertanya padamu?” Kita harus mengatakan perbandingan. Jika kita berbicara tentang pertukaran karbon serupa, maka ini adalah pertukaran karbon Malaysia dan Jepang. “Dibandingkan kedua bursa tersebut, perdagangan kita lebih besar,” kata Presiden BEI Iman Rahman pada acara peringatan 1 tahun Bursa Karbon Indonesia BEI, Kamis (10/3/2024).
Ia mengatakan, ada potensi volume perdagangan karbon Indonesia menjadi lebih besar, yang tentunya harus didukung semua pihak. “Jadi, ngomong-ngomong soal itu, bisakah kita menjadi lebih besar?” Kita bisa menjadi lebih besar. Namun kami memerlukan dukungan semua pihak. Karena perdagangan karbon merupakan perdagangan sekunder. “Jadi kita ambil saja jumlah yang ada dan kita perdagangkan di bursa,” ujarnya.
2. Jalur turbulen yang memberikan penerbangan
Emiten maskapai penerbangan mencatatkan hasil keuangan yang buruk pada paruh pertama tahun 2024. Industri ini semakin sulit dijalankan karena adanya gejolak dengan hadirnya pemain baru.
Setidaknya ada dua emiten yang tercatat di pasar modal, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CPMM). Mereka melaporkan kerugian yang semakin besar.
Berdasarkan laporan keuangan, GIAA melaporkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar $101,65 juta untuk semester I/2024. Rugi bersih GIAA melebar dari penjualan semester I/2023 tepatnya $76,5 juta.
Faktanya, GIAA melihat pendapatan operasional tumbuh 18,26% dari tahun ke tahun menjadi $1,62 miliar. CPMM juga melaporkan kerugian yang melebar hingga Rp 1,29 triliun pada semester I/2024. Sedangkan CMPP hanya merugi Rp 174,80 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
3. Dugaan manipulasi saham dua emiten Prayogo Pangestu dalam transaksi
Dua emiten milik Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dalam pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Keduanya didakwa melakukan pseudo-trading atau manipulasi pasar pada operasional bursa.
Direktur Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Jayad mengatakan pihaknya masih mendalami transaksi saham BREN dan CUAN.
“OJK melakukan penyelidikan menyeluruh dan mendalam, termasuk memeriksa tanda-tanda perdagangan semu atau manipulasi pasar lainnya,” ujarnya dalam tanggapan tertulis, Rabu (10/2/2024).
Inarno menjelaskan, setiap penemuan akan dievaluasi sesuai ketentuan dan standar yang berlaku. Apabila terbukti terjadi pelanggaran, OJK akan melakukan penegakan hukum secara tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain kegiatan pemeriksaan, dalam pemantauan transaksi saham, termasuk BREN, OJK melakukan analisis pergerakan harga saham sesuai prosedur yang berlaku. Tujuannya untuk mendeteksi adanya kejanggalan dalam perdagangan saham.
4. Persaingan intensif kredit Bank Zelena
Sejumlah bank berlomba-lomba mengeluarkan pinjaman ramah lingkungan tahun ini untuk meningkatkan operasi perantara mereka. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA misalnya) menyalurkan kredit berkelanjutan sebesar Rp 56,4 triliun hingga semester I/2024.
Direktur Kepatuhan, Urusan Korporat, dan Hukum CIMB Nyaga Francisca Oye mengatakan jumlah tersebut mewakili sekitar 26% dari total pembiayaan bank dan merupakan bentuk praktik bisnis yang sejalan dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
“Ini merupakan bukti komitmen CIMB Niaga untuk tidak sekedar mencari keuntungan. Namun juga turut menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang, ujarnya dalam jumpa pers di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, Rabu (10/2/2024).
Selain itu, portofolio kredit segmen berkelanjutan menguasai hampir 26% dari jumlah tersebut atau setara dengan Rp 56,4 triliun. Bangunan ramah lingkungan mencakup 1,9% portofolio pinjaman berkelanjutan CIMB Niaga yang jatuh tempo Juni 2024 dengan nilai nominal Rp1,07 triliun.
5. Mengukur kinerja hingga properti terjual pada akhir tahun 2024
Para penerbit properti optimistis bisa mencapai target marketing sales atau pra-penjualan tahun ini, meski perekonomian nasional saat ini sedang bergejolak.
Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Olivia Surojo mengaku optimis bisa mencapai target Rp 1,9 triliun karena perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) pada akhir tahun ini. Insentif 100% hingga akhir Desember 2024.
Sepanjang semester I 2024, penerbit berkode MTLA ini berhasil mencatatkan penjualan di muka sebesar Rp 820 miliar atau sekitar 43% dari target tahun ini. Proyeksinya hingga akhir tahun, MTLA optimis bisa mencapai target pemasaran penjualan sebesar Rp 1,9 triliun, kata Olivia kepada Bisnis seperti dikutip, Kamis (10/03/2024).
Menurut dia, perpanjangan insentif PPN DTP hingga akhir tahun 2024 akan kembali menggairahkan pasar properti dan membantu pengembang mencapai tujuannya. Penjualan MTLA semakin maju, terutama untuk penjualan rumah hingga Rp 2 miliar seperti Maitland Cileungsi, Maitland Cikarang, Maitland Cibitung dan Maitland Transyogi.
Olivia juga menjelaskan, dampak positif terhadap penjualan juga terlihat pada proyek residensial senilai lebih dari Rp 2 miliar yang berlokasi di Maitland Menteng dan Maitland Cyber’Puri.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel