Bisnis.com, Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga penjaminan pada September 2024.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga dasar RDG BI rate bulan ini sebesar 25 bps dari 6,25% menjadi 6,00%.

Sementara itu, suku bunga penjaminan LPS pada Mei 2024 ditetapkan sebesar 4,25% untuk simpanan rupee bank umum dan 2,25% untuk simpanan valas. Sedangkan bunga tabungan rupee di BPR sebesar 6,75%.

Ketua Komite LPS Purvaya Yudi Sadewa mengatakan, dalam penetapan suku bunga penjaminan September 2024, LPS mempertimbangkan beberapa hal, antara lain keterlambatan respon bank sentral terhadap penurunan suku bunga simpanan dibandingkan suku bunga dasar. Masih terbatasnya kebijakan, masih memadainya jaminan simpanan (nominal dan rekening), serta pengelolaan likuiditas suku bunga memberikan peluang lebih lanjut bagi perbankan.

Oleh karena itu, suku bunga penjaminan saat ini dipertahankan sebesar 4,25% untuk simpanan rupee bank umum dan 2,25% untuk simpanan valas, sedangkan untuk simpanan rupiah BPR sebesar 6,75%, ”ujarnya. Jakarta, Senin (30/9/2024).

Jangka waktu suku bunga penjaminan yang berlaku adalah mulai 1 Oktober 2024 sampai dengan 31 Januari 2025.​

Purvaya menambahkan, setelah penetapan suku bunga penjaminan untuk periode yang berakhir Mei 2024, LPS terus memantau perkembangan suku bunga perbankan.

Berdasarkan pantauan tersebut, suku bunga di pasar rupee mengalami kenaikan sebesar 17 basis poin (bps) ke level 3,58% dibandingkan Mei 2024, ujarnya. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan likuiditas dan ekspansi kredit yang signifikan.

“Penurunan suku bunga acuan masih relatif terbatas dan suku bunga deposito perbankan memerlukan waktu untuk bereaksi,” ujarnya.

Sementara itu, suku bunga deposito valas mengalami kenaikan sebesar 2 barel dibandingkan suku bunga penjaminan pada Mei 2024 yang mencapai 2,14%.

Purbaya menyampaikan pandangan bahwa situasi likuiditas mata uang dan ekspektasi penurunan suku bunga dana federal (FFR) akan mempengaruhi arah suku bunga simpanan mata uang asing di masa depan.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel