Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Peternakan Universitas Padjadjaran Rochadi Tawaf mendesak pemerintah membentuk kelompok pengembangan produk susu. Kelompok ini sudah terbentuk pada era Presiden Soeharto.
Keputusan Rochadi ini menyusul praktik membuang susu segar yang dilakukan peternak rakyat karena belum dimanfaatkan oleh Industri Pengolahan Susu (IPS).
“Pemerintah saat ini harusnya membuat kelompok susu seperti dulu,” kata Rochadi kepada Bisnis, Minggu (10/11/2024).
Rojadi mengatakan, kelompok ini memiliki tiga kementerian, antara lain Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang membidangi operasional peternakan sapi perah, Kementerian Pertanian (Kementan) yang membidangi operasional peternakan, dan Kementerian Perindustrian (Kemenkop) yang membidangi tenaga kerja peternakan. kerja koperasi.
Ketiga kementerian ini nantinya akan memantau dan berkoordinasi dengan lembaga pemasaran susu. Jika timbul masalah dalam bidang ini, kelompok dapat mendiskusikan cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut dengan mengusulkan suatu rencana.
Berdasarkan temuan mereka, banyak aturan yang disepakati antara produsen dan peternak sesuai kesepakatan telah dilanggar. Sayangnya, tidak ada sanksi serius atas pelanggaran ini.
“Katanya [perusahaan] kontraknya satu tahun, sampai tahun itu kontraknya diputus sepihak,” ujarnya.
Ia menduga industri susu bersiap memenuhi program pemerintah nasional seperti makanan bergizi gratis dengan mengadopsi susu secara besar-besaran. Dalam hal ini produsen memberikan pembatasan terhadap produksi dan penjualan barang lokal, karena harganya yang murah.
“Saya kira permasalahan utamanya adalah IPS memberikan kuota pada produk dalam negeri yang tidak diambil sebanyak-banyaknya dengan tetap menjaga impor,” imbuhnya.
Rochadi juga berharap perdebatan ini dapat diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres), seperti undang-undang sebelumnya, yakni Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 1985 tentang Hubungan Pembangunan Negara dan Pembangunan Susu, yang kemudian dibatalkan dan diganti dengan Peraturan No. 4/1998.
Ia berpendapat, pemerintah harus membentuk payung hukum bagi industri susu untuk melindungi perkembangan peternakan. “Jika kita tidak melakukan ini, rakyat kita akan mati,” katanya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA