Bisnis.com, JAKARTA – Pensiun pasti akan segera tiba. Apakah Anda sedang bekerja atau bahkan di masa puncak, Anda perlu mempersiapkan masa pensiun sejak awal. 

Hal ini terkait dengan fenomena “conviction shopping” yang sedang marak saat ini, terutama di kalangan Gen Z yang lebih memilih menghabiskan uang untuk perjalanan, konser, atau perawatan medis dibandingkan menabung untuk masa pensiun. 

Generasi Z diprediksi akan semakin miskin di masa depan akibat fenomena ini. Sebenarnya di masa tua, ketika waktu luang banyak dan tenaga sedikit, ada baiknya juga punya cukup uang untuk menikmati hidup. 

Guru ITB Erman Sumirat mengatakan salah satu cara terbaik mempersiapkan masa pensiun adalah dengan berinvestasi. 

“Walaupun kita sudah menyisihkan uang, kita sudah menabung, namun inflasi tetap ada, biaya hidup terus meningkat dan nilai uang menurun. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri tidak hanya untuk masa pensiun, tetapi juga untuk pensiun dini. karena tingkat inflasi yang terlalu tinggi,” ujarnya pada pembicaraan HCM di Jakarta, Kamis (10/03/2024). 

Untuk melawan inflasi, lanjut Ehrman, seseorang harus memiliki kemampuan untuk melakukan konsolidasi atau “double money”. Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya dengan menjadi pegawai dan mengharapkan gaji atau bonus yang lebih tinggi. 

“Nah, salah satu cara melipatgandakan uang itu adalah dengan berinvestasi, katakanlah, di saham. Seperti yang dikatakan Robert Hartono, 99% kekayaan orang-orang terkaya di dunia berasal dari investasi saham. Jadi kalau mau kaya, ikuti saja mereka. metode. lakukan itu 

Kiat investasi

Berinvestasi saham di Indonesia masih belum menjadi pilihan utama untuk “double your money”. Ehrman mengatakan salah satu cara menjadi investor sukses adalah dengan berinvestasi dalam jangka panjang 

“Tidak ada orang kaya yang mengurangi saham ketika turun lalu menjualnya. Lalu ketika harganya naik, mereka menjualnya. Sekarang banyak oportunis, asal mau belajar tekniknya, tidak ada kelemahannya,” imbuhnya. . 

Merujuk pada Warren Buffett, Ehrman mengatakan bahwa berinvestasi bisa dimulai dari memahami bisnis, melihat model bisnis perusahaan, harus memiliki bisnis yang baik, manajemen yang baik, perusahaan yang kreatif, agile, inovatif dan dalam pengembangan. 

Kemudian, secara finansial, investor juga harus bisa membaca laporan keuangan, setidaknya mengetahui pendapatan perusahaan, laba perusahaan, aset perusahaan, kewajiban perusahaan, ekuitas, pertumbuhan laba, dan arus kas.

Langkah selanjutnya adalah mencari saham-saham yang didiskon sekaligus menentukan apakah kinerja bisnis, manajemen, dan keuangannya baik.

“Kapan ada diskon? Biasanya saat krisis. Setiap ada krisis, itu kesempatan bagi orang-orang kaya untuk membeli aset-aset bernilai rendah yang harganya murah. Jadi kalau ada krisis, kita bersyukur, karena krisis memungkinkannya,” jelasnya. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA