Bisnis.com, JAKARTA – Platform social commerce asal Tiongkok, TikTok, menyebutkan 80% penjualannya berasal dari segmen live stream.

Shavira Artham, pemasar edukasi Tokopedia Store, mengatakan penjualan di TikTok akan meningkat melalui fitur live streaming. Sebab, jelasnya, penonton bisa berinteraksi dan melihat produk yang dijual penjual.

“Live streaming merupakan wadah bagi penjual untuk mempromosikan produk secara real time, karena sepertinya 80% penjualan berasal dari live streaming, sepertinya masyarakat tertarik untuk menonton secara langsung,” kata Shavira, Rabu (17/7/2024). .

TikTok menyebutkan, sebelum live, dibutuhkan banyak perlengkapan, mulai dari microphone, display produk, koneksi internet, background, lighting hingga smartphone.

Meski demikian, Shavira mengatakan ada tiga alat penting saat melakukan live streaming di TikTok, antara lain smartphone, koneksi internet, dan produktivitas. “Ini adalah tiga hal terpenting sebelum pelanggan membeli suatu produk,” jelasnya.

Saat ini untuk melakukan live streaming dibutuhkan 3-5 kali seminggu dan 6 jam sehari.

Selain itu, pelanggan juga harus mengikuti sejumlah pedoman konten saat melakukan live di TikTok, mulai dari tidak merokok, membuat konten tidak pantas atau SARA, hingga memaparkan benda tajam atau benda berbahaya lainnya saat terbang.

“Yang terjadi adalah muncul anak-anak kecil selama penerbangan, tidak diperbolehkan menggunakan manekin telanjang, dan merokok selama penerbangan. Tidak disarankan,” jelasnya.

Catatan, TikTok memiliki kantor pusat di Los Angeles dan Singapura, dan kantor internasional di New York, London, Dublin, Paris, Berlin, Dubai, Jakarta, Seoul, dan Tokyo.

Menurut Statista, Indonesia menjadi negara dengan penonton TikTok terbesar pada April 2024, dengan sekitar 127,5 juta pengguna. Pada saat yang sama, TikTok mampu mendanai penjualan sekitar AS dia. $1,7 miliar atau sekitar Rp 27,5 triliun (jika kurs Rp 16.183 per dolar) di enam negara hingga Asia Selatan, dengan sebagian besar sumbangan berasal dari Indonesia. dan Thailand.

Menurut laporan Southeast Asia eCommerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Thailand dan Indonesia merupakan pasar terbesar platform TikTok di kawasan Asia Tenggara.

“Jika melihat negara yang berbeda, Thailand dan Indonesia adalah dua pasar terbesar e-commerce TikTok, menyumbang 28% dan 26% penjualan,” demikian laporannya, Minggu (16/7/2024).

Diikuti oleh Vietnam dengan 19%, Malaysia dan Filipina dengan masing-masing 13%. Saat ini kontribusi pendapatan TikTok dari Singapura hanya 1%.

Menurut data eMarketer, Asia Timur akan menjadi pasar e-commerce global pertama yang tumbuh pada tahun 2023 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 18,6%.

Selain itu, Statista melaporkan bahwa pada tahun 2029, pasar e-commerce di Asia Tenggara akan mencapai $191,2 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10,42% dari tahun 2024-2029.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel