Bisnis.com, Jakarta – Zhang Yiming, pendiri ByteDance atau induk perusahaan TikTok, dinobatkan sebagai orang terkaya di China. Kekayaan Zhang diperkirakan mencapai $49,3 miliar atau 775,2 triliun rupiah (15.725,45 rupiah per dolar).

Melansir Reuters, Rabu (30/10/2024), Zhang Yiming masuk dalam daftar orang terkaya Tiongkok berdasarkan daftar tahunan orang kaya Tiongkok yang dirilis pekan ini.

Zhang berada di urutan teratas daftar orang terkaya di Tiongkok karena kekayaan real estat dan energinya yang miliaran dolar.

Pada tahun 2021, Zhang Huron, yang mengundurkan diri sebagai CEO ByteDance, menjadi orang terkaya ke-18 dalam 26 tahun sejarah Tiongkok.

Zhang menyalip raja air kemasan Zhong Shanshan yang berada di posisi kedua dengan kekayaan $47,9 miliar, turun 24 persen dari tahun lalu. 

Meski menghadapi permasalahan hukum di Amerika Serikat (AS), pendapatan global ByteDance tumbuh 30 persen menjadi $110 miliar pada tahun lalu.

Kekayaan Zhang tak lepas dari maraknya pengguna TikTok di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Berdasarkan data yang beredar, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak di dunia. Per Juli 2024, jumlah pengguna TikTok sebanyak 157,6 juta.

Di peringkat kedua ada Amerika Serikat (AS) dengan total 120,5 juta pengguna. Diikuti oleh Brasil dengan sekitar 105,3 juta pengguna TikTok.

Selain itu, pendiri Tencent, Pune Ma, menempati posisi ketiga dalam daftar. Sementara Colin Huang dari PDD Holdings turun ke peringkat keempat meski bisnis e-commerce miliknya terus berkembang. 

Jumlah total miliarder dalam daftar tersebut turun 142 menjadi 753, sepertiga lebih banyak dari puncaknya pada tahun 2021.

Rupert Hoogerwerf, ketua Huron Report, mengatakan perekonomian dan pasar saham Tiongkok sedang mengalami masa-masa sulit, terutama di sektor real estate dengan penurunan yang sangat signifikan. 

Selain itu, sektor elektronik konsumen menunjukkan pertumbuhan ketika pendiri Xiaomi Li Jun menambah kekayaannya sebesar $5 miliar.

“Produsen panel surya, baterai litium, dan kendaraan listrik mengalami tahun yang sulit karena persaingan yang semakin ketat, mengakibatkan meningkatnya ketidakpastian mengenai kelebihan pasokan dan ancaman tarif,” kata Hogerdorf, Rabu (30/10/2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel