Bisnis.com, Jakarta – Investor asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia menyusul prospek penurunan suku bunga yang akan datang oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).
Data Kementerian Keuangan (KMENKU) yang dikutip Bloomberg menunjukkan investor asing membeli obligasi negara atau surat berharga negara (SBN) senilai hampir US$1,1 miliar atau 17,5 triliun (US$1 = Rp 15.500) pada bulan ini. Surat utang tersebut juga berdampak pada penurunan arus keluar bersih dari pasar SBN Indonesia menjadi hanya US$13 juta pada tahun 2024.
Arus masuk asing yang lebih tinggi membantu menurunkan imbal hasil obligasi, sehingga mengurangi biaya utang pemerintah. Imbal hasil obligasi acuan bertenor 10 tahun turun menjadi 6,69% pada hari Senin, level terendah sejak April.
Apalagi, arus masuk di pasar obligasi juga turut membantu pergerakan rupee. Rupee dilaporkan menguat sekitar 4,6% terhadap dolar AS pada Agustus, hampir menghapus penurunan yang terjadi pada tahun ini.
Sentimen pada aset-aset emerging market membaik di tengah spekulasi bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga. Investor juga tertarik pada utang Indonesia karena pertumbuhan negara yang kuat dan spekulasi bahwa bank sentral akan segera mengikuti jejak The Fed dalam melakukan pelonggaran kebijakan.
Kelebihan imbal hasil surat utang Rupee 10 tahun dibandingkan obligasi Treasury AS dengan jangka waktu serupa mulai menurun setelah naik lebih dari tiga persen pada bulan ini, yang terbesar sejak Mei 2023.
Eugene Leo, ahli strategi pendapatan tetap di DBS Bank Singapura, menjelaskan bahwa aset negara berkembang paling diuntungkan dari kedua sentimen tersebut, yaitu melemahnya dolar AS dan penurunan tajam suku bunga USD.
“Obligasi Indonesia sebagai obligasi dengan imbal hasil tinggi dan BI yang jelas lebih dovish akan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari hal ini,” ujarnya.
Sementara itu, pasar obligasi dan mata uang Indonesia berada di bawah tekanan pada awal tahun ini karena kekhawatiran mengenai kenaikan suku bunga jangka panjang The Fed dan kebijakan fiskal pemerintah yang akan datang. Hal ini menyebabkan arus keluar bersih sebesar $2,7 miliar dari pasar utang dalam empat bulan pertama tahun ini.
“Prospek jangka pendek SBN Indonesia terlihat menarik. “Kepemilikan asing relatif rendah karena lingkungan yang penuh tantangan selama dua tahun terakhir, dan tentunya masih ada ruang untuk tumbuh,” jelas Leo.
Lihat berita dan artikel lainnya di saluran Google Berita dan WA