Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia kemungkinan akan menurunkan suku bunga BI lebih lanjut pada bulan Oktober setelah The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunganya pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (18/9/2024 waktu AS). Tingkat pendanaan (FFR) lebih tinggi dari perkiraan. 

Ketika The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, dari 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5%, lebih besar dari perkiraan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin. 

Kepala Riset Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menyambut baik kemungkinan tersebut, apalagi BI rate diturunkan 25 bps dalam rapat Dewan Pengurus (RDG) kemarin. 

“Kami pikir BI seharusnya bisa menurunkan suku bunga lagi bulan depan, dengan asumsi rupiah menguat di bawah Rp15.000 per dolar, dan hal ini bukan tidak mungkin, karena indeks DXY dolar berada di ambang jatuh di bawah 100, yang merupakan level teknis utama. katanya. ujarnya dalam pengumuman resmi, Kamis (19/9/2024). 

Menurutnya, pemotongan yang dilakukan The Fed bersifat merpati. Dimana indeks dolar turun hampir -1%, karena The Fed memberikan panduan dovish. 

Dolar sebenarnya memberi dorongan pada mata uang negara berkembang. Stabilnya imbal hasil obligasi AS pasca pengumuman FOMC menunjukkan adanya sentimen risk-on, karena penurunan suku bunga sejauh ini belum ditafsirkan oleh The Fed sebagai prospek buruk terhadap prospek perekonomian AS.

Oleh karena itu, Satria memperkirakan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, akan mendapatkan momentum aliran modal asing. 

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat di atas 5%, ekspansi kredit relatif tinggi sebesar 11,4% (YoY/YoY pada bulan Agustus, dan pelonggaran awal kebijakan moneter).

“Berdasarkan data aliran modal kami saat ini, kami memperkirakan pendapatan yang lebih kuat di masa depan untuk BMRI, AMRT, GOTO, ARTO dan BRIS,” katanya. 

Ke depan, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andrey Asmuro melihat grafik titik yang menunjukkan bahwa suku bunga FFR kembali turun 50 basis poin pada tahun ini. 

“Diagram titik menunjukkan bahwa 19 anggota FOMC, baik yang memilih maupun yang tidak memilih, melihat suku bunga dana federal sebesar 4,4% tahun ini, setara dengan kisaran target 4,25% hingga 4,50%,” katanya 

Sedangkan untuk sisa tahun ini, The Fed akan menggelar dua pertemuan lagi yakni pada 6-7 November dan 17-18 Desember.

Pada tahun 2025, bank sentral memperkirakan tingkat suku bunga akan menjadi 3,4%, yang berarti penurunan suku bunga sebesar satu poin penuh. Pada tahun 2026, tingkat suku bunga diperkirakan turun menjadi 2,9%, dengan penurunan setengah poin lagi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Vergeo mengatakan pihaknya membuka peluang untuk melakukan pemotongan lebih lanjut. Namun, dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai posisi yang akan diambil bank sentral.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati cakupan penurunan suku bunga berdasarkan ekspektasi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat serta sebaiknya terus mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers. pada Rabu (18/09/2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel