Bisnis.com, JAKARTA – Thailand berencana menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai $13,5 miliar atau Rp 221 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 16.391 per dolar AS) kepada warganya melalui sistem dompet digital.
Kepastian itu semakin jelas setelah kabinet menyetujui revisi rencana utang, termasuk pendanaan untuk stimulus utama pemerintah.
Juru bicara pemerintah Chai Wacharonke mengatakan kabinet menyetujui peninjauan kedua terhadap rencana utang publik dengan pinjaman baru meningkat sebesar 276 miliar baht menjadi 1,03 triliun baht. Sekitar 122 miliar baht akan mendanai sebagian dompet digital senilai 500 miliar baht, yang diharapkan akan diterapkan pada akhir tahun 2024.
Tsai mengatakan, utang publik Thailand setelah rencana pembiayaan terbaru masih jauh di bawah level 70 persen produk domestik bruto (PDB). Sedangkan pada akhir Mei 2024, utang publik Thailand terhadap PDB mencapai 64,3%.
Penyaluran BLT merupakan strategi utama Perdana Menteri Srettha Thavisin untuk mengangkat perekonomian dari rata-rata pertumbuhan kurang dari 2% selama satu dekade terakhir.
Rencana tersebut, yang ditentang oleh Bank of Thailand (BoT) dan beberapa ekonom karena potensi dampaknya terhadap inflasi dan situasi fiskal, mengharuskan masing-masing 10.000 baht diberikan kepada sekitar 50 juta warga Thailand berusia 16 tahun ke atas untuk meningkatkan perekonomian. perkembangan.
Bank sentral, yang menentang upaya Srettha untuk menurunkan suku bunga, mendesak pemerintah untuk memotong tunjangan bagi mereka yang membutuhkan.
“Jika ingin melaksanakan rencana seperti itu, sebaiknya dilakukan secara tepat sasaran dan juga dalam skala yang lebih kecil,” jelas Gubernur MWA Sethaput Suthiwartnarueput dalam wawancara pada Juni 2024, dilansir Bloomberg pada Selasa (2/7). .
Namun, Srettha meyakini pemberian BLT melalui dompet digital akan berdampak besar terhadap perekonomian, yakni peningkatan belanja konsumen dan sentimen.
Meskipun terjadi pertumbuhan konsumsi swasta dan pariwisata, perkiraan bank sentral mengenai pertumbuhan PDB sebesar 2,6 persen tahun ini masih jauh dari target pemerintah sebesar 3 persen.
Berdasarkan dokumen resmi yang dipublikasikan pada Selasa (2/7), pemerintah Thailand memperkirakan jumlah restrukturisasi utang pada tahun fiskal yang berakhir pada 30 September 2024 akan meningkat sebesar 33,4 miliar baht menjadi 2,04 triliun baht.
Kemudian, pembayaran bunga utang pemerintah akan meningkat sebesar 54,6 miliar baht menjadi 454,2 miliar baht
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA