Bisnis.com, JAKARTA – Lobak matang adalah sayuran yang paling tidak disukai orang Amerika, menurut laporan Fox News tahun 2019.

Laporan tersebut mengutip hasil survei terhadap 2.000 peserta, yang menilai sayuran mana yang paling disukai masyarakat. Sayangnya, 27% responden tidak menyukai lobak.

Namun ternyata sayuran berwarna putih ini memiliki khasiat untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah.

Menurut Healthdigest, angka dari Departemen Pertanian AS menunjukkan bahwa satu lobak berukuran sedang mengandung 233 miligram potasium, 25,6 miligram vitamin C, dan 36,6 miligram kalsium.

Angka-angka ini relatif mengesankan, terutama mengingat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) merekomendasikan orang dewasa mengonsumsi 4.700 miligram potasium, 90 miligram vitamin C, dan 1.300 miligram kalsium per hari.

Faktanya, satu lobak dapat memberi rata-rata seseorang sekitar 5% dari potasium hariannya, 28% vitamin C, dan 3% kalsium. Itu lumayan untuk sekitar 34 kalori.

Diketahui bahwa kalium merupakan nutrisi yang berperan besar dalam menjaga kolesterol dan tekanan darah.

Meskipun hubungan antara potasium dan penurunan kolesterol belum sepenuhnya dipahami, WebMD mencatat bahwa potasium sering dianggap sebagai bagian penting dari pola makan yang menyehatkan jantung.

Karena diet rendah kolesterol mencakup makanan tinggi potasium, makanan bergizi tinggi apa pun yang menyediakan potasium dalam jumlah cukup (seperti lobak) mungkin patut dicoba bagi orang yang ingin menurunkan kolesterol.

Selain itu, dalam artikel Majalah MedlinePlus National Institutes of Health (NIH) tahun 2018, penulis menyoroti manfaat potasium sebagai cara yang mungkin untuk mencegah penyakit kardiovaskular.

Menurut studi NIH tahun 2017 pada tikus, nama potasium diberikan karena kemampuannya membantu mencegah pengerasan arteri. Untuk memperjelas, artikel asli NIH menyatakan bahwa potasium tidak selalu cocok untuk semua orang, misalnya mereka yang memiliki masalah ginjal.

Namun, potasium umumnya dianggap paling bermanfaat bagi orang dewasa yang sehat.

Dalam hal menurunkan tekanan darah tinggi dengan potasium, korelasinya lebih baik didokumentasikan. Sebuah bab dari studi Advances in Food and Nutrition edisi 2021 menunjukkan, misalnya, ada hubungan negatif antara potasium dan tekanan darah.

Artinya ketika konsumsi kalium tinggi, tekanan darahnya rendah. Sebuah studi dalam jurnal Hypertension edisi 2019 menunjukkan potensi penggunaan alternatif garam yang diperkaya kalium bagi penderita hipertensi. 

Studi lain pada tahun 2024 (melalui Clinical Hypertension) mengeksplorasi lebih jauh bagaimana potasium bekerja untuk menurunkan tekanan darah. Para peneliti telah menyimpulkan bahwa sebagian besar kekuatan kalium untuk melawan hipertensi berasal dari kemampuannya membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium.

Tanpa asupan natrium yang berlebihan, penderita tekanan darah tinggi secara alami dapat mengurangi asupannya sewaktu-waktu. Para penulis mencatat hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa asupan kalium “merupakan penentu independen penting dari tekanan darah yang tidak bergantung pada asupan natrium.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel