Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau Bank DKI mendapat persetujuan prinsip untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) tahun lalu. Namun seiring dengan kondisi tahun politik, pelepasan IPO baru siap dilakukan pada tahun depan.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI Amirul Wicaksono mengatakan Bank DKI sebenarnya sudah mendapat persetujuan kebijakan IPO pada kuartal I 2023.

Menurutnya, dalam pelaksanaan IPO harus tepat waktu atau timeline.

“Kondisinya kurang mendukung, jadi kali ini ditunda. Nah kalau IPO waktunya harus tepat. Mengingat tahun politik 2024, kita tunda,” ujarnya usai The Fed Central Bank dan Infobank mengenai prospek ekonomi. Acara Selasa (2/7/2024) di Jakarta.

Namun tahun ini proses persiapan IPO Bank DKI tetap berjalan.

“Jadi sepertinya IPO [Bank DKI] masih tahun depan,” kata Amirul.

Sebelumnya, menurut Bloomberg, DKI disebut berencana IPO dengan target dana sekitar US$150-200 juta atau Rp2,26 triliun hingga Rp3,01 triliun. 

Sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut mengatakan Bank DKI menggandeng PT BCA Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas Indonesia dalam potensi IPO di pasar saham Indonesia.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan PT Sucor Sekuritas juga menjadi penasihat DKI dalam IPO tersebut, kata Bloomberg.

Jika IPO diketahui, DKI akan bergabung dengan pemegang saham lama yang tercatat seperti PT Bank, Pembangunan, Daerah Jawa Barat, dan Banten Tbk. Atau Bank BJB (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) dan Bank Pembangunan Daerah PT Banten Tbk. Atau Bank Banten (BEKS).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel