Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah menerbitkan surat utang global dalam dua mata uang, dolar AS dan euro. Nilai penerbitannya mencapai 1,8 miliar dolar AS atau 750 juta euro atau Rp 40,5 triliun. 

Pernyataan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menyebutkan, ini merupakan penerbitan global bond dalam format SEC yang ke-15.

Ada tiga seri global bond yang diterbitkan pemerintah Indonesia, yakni RIEUR0932 dengan jangka waktu 8 tahun, RI0934 dengan jangka waktu 10 tahun, dan RI0954 dengan jangka waktu 30 tahun.

RIEUR0932 diterbitkan dengan pecahan hingga EUR 750 juta atau setara Rp 12,77 triliun (asumsi nilai tukar Rp 17.037 per euro) dan kupon 3,650%.

Untuk satuan dolar AS, pemerintah mengeluarkan dana sebesar US$1,8 miliar atau setara Rp 27,74 triliun (asumsi nilai tukar Rp 15.412 terhadap dolar AS). Rinciannya, RI0934 diterbitkan dengan nilai USD 1,15 miliar dan kupon 4,750%. Sedangkan RI0954 diterbitkan dengan harga US$650 juta dan kupon 5,150%.

Sementara itu, penawaran obligasi global ini menarik minat investor global dengan total order book mencapai USD 8,5 miliar dan EUR 3 miliar.

Akibatnya, pemerintah bisa saja menurunkan tingkat pengembalian untuk seluruh periode yang ditawarkan kepada investor. Return akhir untuk periode 8, 10 dan 30 tahun masing-masing adalah 3,723%, 4,800% dan 5,200%.

Keberhasilan transaksi ini mencerminkan kuatnya minat investasi di Indonesia dari berbagai investor dari berbagai belahan dunia, kata DJPPR dalam keterangan tertulisnya, Kamis. sedang tampil.” (9 Mei 2024).

Ketiga seri SUN yang diterbitkan dalam transaksi ini telah mendapatkan credit rating Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited dan Frankfurt Stock Exchange.

DJPR dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, penerbitan SUN bertujuan untuk mengoptimalkan kondisi pasar yang stabil dengan suku bunga yang menguntungkan sebagai antisipasi penurunan suku bunga acuan The Fed.

Transaksi tersebut juga menandai penerbitan obligasi SDG kedua dalam euro setelah yang terakhir pada tahun 2021. Dalam penerbitan obligasi SDG, pemerintah mengacu pada SDG Framework for Government Securities (SDG Framework) yang sejalan dengan standar internasional, termasuk pasar modal internasional. . Prinsip Asosiasi (ICMA). 

Dana hasil penerbitan SUN pada umumnya akan digunakan untuk mendanai APBN tahun 2024, khusus untuk penerbitan obligasi SDG, pemerintah akan mengalokasikan dana hasil penerbitan tersebut dalam jumlah yang sama untuk membiayai program dan proyek yang mengarah pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang Memenuhi Syarat berhak untuk dibelanjakan berdasarkan kerangka ini.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel