Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi e-commerce asal China, Temu, diprediksi akan memberikan dampak besar bagi seluruh perusahaan e-commerce seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Blibli.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) periode 2018-2020, Ignatius Untung mengatakan, meluasnya pengaruh tersebut terkait dengan produk buatan China yang dijual oleh perusahaan e-commerce seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Blibli. .

“Pasti semua kena dampaknya. [Karena] mereka menjual produk China,” kata Ignatius saat ditemui Bisnis, Rabu (10/09/2024).

Dia mencontohkan Shopee dan Lazada. Seperti diketahui, sebagian penjualan kedua e-commerce tersebut diekspor melalui jalur luar negeri. Terutama dari Tiongkok.

Padahal, Temu punya akses langsung ke pabrik-pabrik China. Tentu saja, kehadirannya yang berlebihan akan menjamin persaingan di dalam negeri. Lebih lanjut, kata Inácio, produk yang dijual di katalog Temu lebih lengkap.

Bagi e-commerce lintas negara seperti Blibli dan Bukalapak, dampak serupa juga tidak bisa dihindari mengingat sebagian besar produk yang dijual diproduksi di Negeri Panda. Khususnya hal-hal yang berbasis teknologi komputer.

Artinya, posisi Temu sebagai direct seller lebih menguntungkan dibandingkan perusahaan e-commerce yang sudah ada dan berbisnis di Indonesia.

“Menurut berita yang dipublikasikan, mereka bergantung pada penjualan produk Tiongkok di luar negeri. Temu memutus banyak rantai pasokan. Jadi, harusnya lebih kuat. “Juga kalau langsung ke pasar lebih murah,” ujarnya.

Kemudian, jelas Ignatius, barang asal China dikabarkan mendapat subsidi sehingga biaya impornya ke Indonesia bisa ditekan. Bahkan, lanjutnya, biaya angkut barang dari China ke Indonesia lebih murah dibandingkan Jakarta – Indonesia Timur.

Situasi ini sangat merugikan para pelaku industri e-commerce dalam negeri yang sedang bergelut dengan proses technology winter yang merupakan musim dingin industri berbasis teknologi.

“Pendanaan masih terbatas di tengah teknologi musim dingin, namun masalah baru telah muncul. “Jalan mereka [peserta yang ada] untuk mendapatkan keuntungan semakin sulit,” keputusannya diambil. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Canal WA