Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran aplikasi Temu diharapkan bisa mengantarkan era pembakar uang bagi Shopee dan Tokopedia (TikTok Shop). Temu mempunyai kemampuan menyediakan produk dengan harga yang sangat terjangkau untuk menangkap pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga. 

Temu adalah aplikasi e-commerce yang menawarkan produk dengan diskon dan harga menarik.

Jika dilihat sekilas, aplikasi ini mirip dengan Shopee atau TikTok. Namun ada satu hal yang membuat Temu terhubung langsung dengan 80 pabrik di China yang bisa langsung mendistribusikan produknya ke pelanggan di seluruh dunia.

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan pasar e-commerce Indonesia yang sangat ketat membuat strategi pembakaran uang masih mendominasi. Masyarakat Indonesia masih berorientasi pada konsumen harga. Faktor penting dalam menaklukkan pasar Indonesia adalah harga. 

Temu, kata dia, akan menggunakan strategi AS saat masuk ke Indonesia. Sama seperti Temu yang bersaing dengan Amazon di AS, Temu akan menjadi pesaing kuat Tokopedia, TikTok, dan Shopee. 

“Oleh karena itu, kekuatan kompetitif utama mereka adalah pembiayaan. Jadi Shopee dan Tokopedia-TikTok akan tetap mendapat keuntungan ketika Temu menjalankan promosi dll. kecuali dia menghabiskan banyak uang untuk melakukannya. Selain Temu, segera ciptakan dana besar, kata Huda kepada Bisnis, Selasa (8/10/2024). 

Laporan Momentum Works menemukan bahwa Shopee akan mendominasi pasar Indonesia dengan nilai barang dagangan kotor (GMV) sebesar US$21,52 miliar pada tahun 2023, atau 40% dari total GMV Indonesia. Sedangkan GMV Tokopedia 30%, TikTok Shop 9%, dan Bukalapak 11%. Anda dapat mengubah bagian GMV dengan partisipasi Temu.

Huda mengatakan, prospek e-commerce di Indonesia masih positif meski tidak sebesar perkiraan awal. Bank Indonesia mencatat target transaksi e-commerce belum terpenuhi dan melambat dibandingkan tahun lalu. 

“Namun di satu sisi, Temu, salah satu perusahaan e-commerce ternama asal Tiongkok, mengincar pangsa pasar kami. “Tidak mungkin mereka tidak melihat masa depan pangsa pasar kita hingga mereka berniat masuk ke Indonesia,” kata Huda. 

Selain itu, Ketua Umum Idiec Tesar M. Sandikapura menilai keikutsertaan Temu belum tentu berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah. Temu berpeluang bermitra dengan pemain lokal agar UKM tidak dirugikan. 

Di sisi lain, mereka menantang situs e-commerce yang sudah ada seperti Lazada, TikTok, dan Shopee. Menurut dia, barang-barang dari luar negeri masih dijual di tempat tersebut 

“Kalau dampaknya terhadap persaingan usaha, kalau Temu menjual produknya dengan harga murah, tidak masalah,” kata Tesar. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA