Bisnis.com, Jakarta – PT Reinsurance Maipark Indonesia (Maipark) memperkirakan modal ekuitas perseroan bisa mencapai Rp 2 triliun pada tahun 2028.

Direktur Utama Maipark Kocu Andre Hutagalung menjelaskan strategi ini penting untuk memastikan perseroan memenuhi kebutuhan permodalan industri reasuransi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Koçu mengatakan modal minimum perusahaan reasuransi Indonesia harus mencapai Rp 2 triliun pada tahun 2028. Saat ini modal saham Maipark baru mencapai Rp 750 miliar sehingga masih ada celah untuk mencapai tujuan tersebut.

“Saat ini modal ekuitas kami kurang lebih Rp 750 miliar. Perlu strategi jangka panjang dan tambahan modal untuk mencapai Rp 2 triliun. “

Koçu mengatakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memastikan pemegang saham lama tetap memiliki 51% saham Maipark. “Kami berencana mempertahankan 51% saham Maipark di tangan pemegang saham lama. Selebihnya, kami bersedia meminta tambahan 49% dari investor baru,” jelasnya.

Untuk memastikan target ekuitas tercapai, Maipark melakukan berbagai simulasi dan memperkirakan kenaikan premi yang akan dicapai. Perusahaan menargetkan pertumbuhan premi tahunan sebesar 12-15% pada tahun 2027.

Namun meski mengalami pertumbuhan, Maipark masih membutuhkan tambahan modal sekitar Rp 150 miliar dari pemegang saham lama atau investor baru untuk mencapai modal ekuitas sebesar Rp 1,062 triliun pada tahun 2027.

“Setelah simulasi, kami menemukan bahwa meskipun tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 12 hingga 15 persen, kami memerlukan tambahan modal sebesar Rp 150 miliar untuk mencapai target ekuitas kami pada tahun 2027,” kata Koçu.

Tambahan modal tersebut akan digunakan untuk memperkuat permodalan perseroan dan menjaga pertumbuhan yang sehat, kata Koç seraya menambahkan bahwa perseroan membutuhkan tambahan modal sekitar Rp 900 miliar untuk mencapai modal ekuitas sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2028.

Maipark sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk mendapatkan pembiayaan tambahan ini, termasuk dari investor strategis atau sarana pasar modal seperti modal hibrida, tambahnya.

“Kami sedang menjajaki berbagai opsi, termasuk sarana investasi seperti investor strategis dan modal hibrida, untuk memperoleh tambahan modal sebesar Rp 900 miliar,” kata Koçu.

Ia optimis McPake akan menarik perhatian investor dengan pertumbuhan perusahaan yang stabil dan profitabilitas yang tinggi. Koçu juga berbicara tentang pentingnya menjaga profitabilitas yang sehat, dengan target pengembalian keuntungan sekitar 15% dan pengembalian asuransi sekitar 25%.​

Hasilnya, Mypac dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi pemegang saham dan investor.​

“Melalui strategi ini, Maipark optimis mampu memenuhi kebutuhan permodalan yang ditetapkan regulator dan mempertahankan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Koçu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel