Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan sekuritas mempertahankan kepemilikan dan pemeringkatan saham perusahaan tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), hingga Rabu (17/7/2024).

Berdasarkan data Bloomberg hingga penutupan sesi I Rabu (17/7/2024), 11 dari 23 sekuritas menerbitkan rekomendasi hold pada saham PTBA. 5 efek lainnya memiliki peringkat jual dan 7 efek memiliki peringkat jual.

Target harga saham PTBA berdasarkan kontrak tersebut adalah Rp 2.617,50 selama 12 bulan ke depan. Artinya ada potensi kenaikan sebesar 2,6% dari Rp 2.550.

Harga saham PTBA dipatok Rp 2.550 pada penutupan rapat pertama Rabu (17/7/2024). Peringkat tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 0,79% year-to-date (ytd) pada tahun 2024. 

Sekadar informasi, Bukit Asam tengah menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memulai proyek percontohan konversi batu bara menjadi grafit sintetis dan anoda kertas untuk bahan baku baterai lithium-ion (Li-ion). 

Transformasi batubara menjadi grafit dan elektroda ini merupakan yang pertama di dunia. Grafit merupakan bahan utama pembuatan elektroda. 

Saat ini kertas elektroda merupakan elektroda penghasil muatan positif (batang positif) yang merupakan salah satu bagian penting pada baterai Li-ion.

“Proyek ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya mendukung perluasan operasional PTBA, namun juga memperkuat posisi kami di lini listrik baterai untuk masa depan,” ujar Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio & Pengembangan Bisnis MIND ID, seperti disampaikan. dalam siaran persnya, Senin (15/7/2024). 

Dilo berharap proyek ini bisa berlanjut dalam skala komersial. Ia mengatakan stabilitas proyek ini sangat membutuhkan dukungan dan kajian mendalam terhadap aspek keekonomiannya. 

Sementara itu, Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan pengembangan batubara dalam bentuk grafit khusus dan kertas elektroda merupakan wujud komitmen PTBA dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk memperkuat batubara dan menjaga ketahanan energi negara. 

“Realisasi pelat anoda berbahan batu bara ini merupakan yang pertama di dunia sehingga bisa menjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi batu bara,” ujarnya.

Di sisi lain, Arsal mengatakan, pengembangan batu bara dalam bentuk grafit khusus dan kertas elektroda akan mendukung kemajuan industri ketenagalistrikan di dalam negeri. 

“Pengembangan batu bara dalam bentuk grafit khusus dan kertas elektroda juga akan mendukung kemajuan industri kendaraan listrik di dalam negeri,” jelasnya.

Permintaan kertas grafit dan elektroda di masa depan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik. 

Tidak hanya pada mobil listrik, penggunaan kertas grafit dan elektroda juga diperlukan pada industri lain seperti pembangkit listrik, elektronik, dan alat kesehatan.

Langkah ini sejalan dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi global yang peduli terhadap lingkungan dan mendukung pencapaian tujuan menjadi netral karbon pada tahun 2060 atau lebih awal.

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel