Bisnis.com, Jakarta – Produksi batu bara Indonesia diperkirakan belum mencapai target pada tahun ini. Asosiasi Pengusaha Tambang kecewa karena target yang ditetapkan dinilai terlalu tinggi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) Hendra Senadia mengatakan pada akhir semester I 2024 saja, produksi batu bara Indonesia akan mencapai sekitar 30 persen dari target sepanjang tahun sebesar 922 juta ton.

“Kemungkinan total produksi batu bara tahun ini tidak mencapai target karena produksi selama ini masih berkisar 30 persen dari target,” kata Hendra saat ditemui di kantornya di Jakarta, baru-baru ini.

Hal ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan karena kondisi pasar saat ini sedang mengalami kelebihan pasokan dimana peningkatan permintaan tidak sejalan dengan tren peningkatan produksi.

Selain itu, pertumbuhan permintaan pasar batubara dalam negeri berada pada kisaran 2% per tahun dan produksi dapat meningkat sebesar 10% per tahun.

Produksi batu bara negara ini mencapai 775 juta ton pada tahun lalu, naik 12%-13% secara tahunan dari 695 juta ton pada tahun 2022.

Permintaan terbesar masih datang dari Tiongkok dan India yang menyumbang 60% hingga 65% dari total ekspor batu bara nasional. Seperti diketahui, 98% produk batu bara Tanah Air diekspor ke pasar Asia.

“China dan India disusul Asia Tenggara, Jepang, Korea, dan Taiwan. Jadi permintaan pasarnya tidak banyak berubah. Masih didominasi pemain lama,” kata Hendra.

Selain itu, situasi kelebihan pasokan saat ini dapat berdampak buruk terhadap kemampuan produksi batubara dalam negeri. Apalagi, jelas Hendra, karena dampaknya terhadap harga komoditas yang menjadi tantangan serius bagi industri.

Belum lagi produksi batu bara masih menghadapi tantangan lain seperti curah hujan yang tinggi, lambatnya proses persetujuan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAB), serta terbatasnya pasokan alat berat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel