Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja meluncurkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025 dengan peningkatan jumlah penawaran umum perdana (IPO) menjadi 66 saham, pencatatan dan biaya operasional. Sebesar Rp 13,5 triliun. Pelaku pasar menilai target tersebut realistis.
Wakil Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai target BEI untuk membawa 66 saham tercatat di BEI pada tahun 2025 masih bisa tercapai. Namun ada beberapa catatan mengenai tujuan tersebut.
“Target tersebut memang dapat dicapai, namun dengan syarat perusahaan tercatat tersebut layak untuk dicatatkan dan “Kami memiliki landasan perusahaan yang kuat dan potensi pertumbuhan di masa depan”. )
Dengan begitu, tentunya emiten bisa tumbuh dan berkembang di masa depan, ujarnya.
Sementara dari sisi harga transaksi harian, Nico memperkirakan harga transaksi harian BEI akan meningkat minimal 10% pada tahun mendatang.
Sementara itu, BEI menyebutkan hingga 18 Oktober 2024, rata-rata nilai transaksi harian BEI telah mencapai Rp12,94 triliun atau melampaui target BEI sebesar Rp12,25 triliun pada tahun 2024. Pada tahun 2025, EIB menetapkan harga rata-rata transaksi mencapai Rp13,5 triliun. triliunan
Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi sendiri menilai target BEI itu optimistis namun juga realistis.
Harapan dari tujuan ini adalah benar-benar meningkatkan likuiditas di pasar karena dapat membuat pasar saham Indonesia lebih menarik bagi investor lokal dan asing. Likuiditas yang lebih besar akan membuat pasar lebih efisien dan efektif, kata Lanjar. .
Selain itu, Lanjar berharap emiten yang akan tercatat di bursa tersebut berasal dari sektor lain. Hal ini untuk membantu merangsang pasar dan menawarkan lebih banyak pilihan kepada investor dengan berbagai bentuk risiko.
Di sisi lain, Lanjar melihat ada beberapa hal yang perlu diperbaiki BEI. Hal ini mencakup transparansi dan tata kelola perusahaan serta infrastruktur teknologi bisnis.
Berikutnya, meningkatkan pemerataan informasi mengenai kegiatan IPO dan mekanisme bisnis, serta meningkatkan edukasi kepada investor khususnya retailer.
Sebagai informasi, BEI menegaskan RKAT 2025 fokus pada pendalaman pasar melalui produk dan layanan baru, serta perluasan pasar instrumen keuangan.
BEI akan fokus mengembangkan serangkaian rencana kerja yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas, perdagangan, meningkatkan perlindungan investor, menyediakan layanan data yang disesuaikan dengan kebutuhan klien dan meningkatkan teknologi yang digunakan BEI.
Secara khusus, dalam hal peningkatan teknologi, EIB menerapkan peningkatan sistem perdagangan dan dampak sistem yang bertujuan untuk menyediakan sistem perdagangan yang andal dan optimal untuk memfasilitasi pengembangan pasar modal yang berkelanjutan.
Pembaruan ini diterapkan bukan hanya karena siklus akhir dukungan rutin selama 6 tahun, namun juga karena peningkatan teknologi yang mendukung latensi rendah dan kinerja sistem.
BEI juga menyampaikan akan terus melakukan kegiatan rutin berupa pengembangan bagi emiten dan emiten, future member exchange (AB), serta pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal.
Hal ini dilakukan melalui kombinasi kegiatan sosialisasi, pertemuan tatap muka, dan lokakarya, yang sebagian besar biasanya dilakukan hampir secara eksklusif melalui media online. Bantuan juga diberikan kepada AB melalui pemberian layanan informasi, serta dukungan teknis pengembangan sistem dan layanan bursa.
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel