Bisnis.com, JAKARTA – Seluruh tujuan dalam indikator perekonomian RPJMN 2020-2024 atau amanat kedua pemerintahan Joko Widodo tidak tercapai. Hal ini merupakan wujud pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang sensitif dalam mendukung RPJMN.

Informasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas khususnya implementasi 16 indikator utama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 (PZGJMN) yang disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR DPR dan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Direktur Bappena Rachmat Pambudy mengatakan evaluasi pencapaian tujuan RPJMN 2020-2024 akan menjadi dasar penyusunan RPJMN 2025-2029, hasil kerja keras Prabowo. pemerintah.

Namun, dia menegaskan akan ada perbedaan penting dalam penyusunan RPJMN 2025-2029 karena kini jumlah kementerian/lembaga semakin bertambah.

Bappenas, lanjutnya, berupaya melakukan koordinasi dan koordinasi penyusunan rencana strategis, penanaman modal, dan pengelolaan serta manajemen risiko antar kementerian/lembaga agar selaras dengan visi dan misi Presiden Prabowo.

“Bappenas merupakan bentuk eliminasi untuk pelaksanaan rencana dan kebijakan yang besar, namun aspek mikro akan menjadi tanggung jawab misi masing-masing”, jelas Rachmat, (12/11/2024).

Apalagi dari 16 indikator kunci, hanya lima yang sudah atau diharapkan tercapai, sehingga ada 11 indikator kunci yang belum berhasil diselesaikan oleh Jokowi. Bappenas sendiri membagi 19 indikator utama RPJMN 2020-2024 menjadi empat kelompok. KEKAYAAN 

Pertama, pertumbuhan ekonomi: target RPJMN sebesar 6,2%-6,5% pada tahun 2024. Namun pencapaian pada tahun 2023 hanya sebesar 5,05% sehingga Bappenas memperkirakan rencana pertumbuhan ekonomi dan RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai. .

Pada masa pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada tahun 2022 yakni sebesar 5,31%. Namun angka tersebut berdampak rendah karena pandemi Covid-19 masih memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 3,69%.

Jika dilihat 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi pada masa pemerintahan Jokowi masih berkisar 5%. Jika Prabowo ingin menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perlu dilakukan upaya lebih keras untuk memperbaiki sistem perekonomian.

Kedua, pertumbuhan investasi: target RPJMN 6,6%-7% pada tahun 2024, namun hasil pada tahun 2023 hanya 4,4%, sehingga Bappenas menyatakan target pertumbuhan investasi di RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai.

Ketiga, dinas pengelola: target RPJMN tahun 2024 adalah 21%, namun capaian tahun 2023 hanya 18,67%, sehingga Bappenas memperkirakan tujuan dinas pengelolaan pada RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai.

Keempat, pengangguran terbuka: target RPJMN sebesar 3,6%-4,3% pada tahun 2024, namun capaian pada tahun 2023 hanya sebesar 5,32%, sehingga Bappenas memperkirakan target pengangguran terbuka pada RPJMN 2020-2024 tidak akan tercapai. kepentingan umum

Kelima, tingkat kemiskinan: tujuan RPJMN tahun 2024 adalah 6%-7%, namun pencapaiannya pada tahun 2023 hanya 9,36%, sehingga Bappenas menyatakan tujuan tingkat kemiskinan pada RPJMN tahun 2020-2024 tidak akan tercapai.

Keenam, sistem Gini: target RPJMN berada pada kisaran 0,360-0,374 pada tahun 2024, namun pencapaiannya pada tahun 2023 hanya 0,388 sehingga Bappenas menyatakan batas Gini tidak akan terpenuhi dalam RPJMN 2020-2024.

Ketujuh, catatan pembangunan manusia: target RPJMN tahun 2024 sebesar 75,54, namun hasil tahun 2023 sebesar 73,55, sehingga Bappenas memperkirakan target pembangunan manusia pada RPJMN tahun 2020-2024 tidak akan tercapai.

Kedelapan, tingkat perubahan petani: target RPJMN tahun 2024 adalah 105, sedangkan hasil tahun 2023 adalah 112,46, sehingga Bappenas menyatakan tujuan perubahan petani pada RPJMN 2020-2024 telah tercapai. Energi dan makanan

Kesembilan, harapan standar pangan: target RPJMN pada tahun 2024 adalah 95,2, sedangkan pencapaiannya pada tahun 2023 adalah 94,1. Bappena mengatakan bahwa target standar pangan berharap pada RPJMN tahun 2020-2024 dapat tercapai.

Kesepuluh, ketersediaan beras: target RPJMN tahun 2024 46,8 juta ton, namun hasil tahun 2023 hanya 38,32 juta ton, sehingga Bappenas menyatakan target ketersediaan beras pada RPJMN 2020-2024 tidak tercapai.

Kesebelas, Penurunan Emisi GRK: target RPJMN tahun 2024 sebesar 27,27%, sedangkan pencapaiannya pada tahun 2022 sebesar 27,82%, sehingga Bappenas menyatakan target penurunan emisi GRK telah tercapai pada RPJMN tahun 2020-2024.

Keduabelas, pangsa EBT dalam bauran energi nasional: target RPJMN mencapai 23% pada tahun 2024, namun pencapaian pada tahun 2023 hanya 13,21%, sehingga Bappenas merencanakan target pangsa EBT dalam bauran energi nasional pada tahun 2020 .- RPJMN 2024 tidak akan tersedia. Sumber daya manusia

Ketigabelas, rata-rata lama sekolah penduduk 15 tahun ke atas: sasaran RPJMN tahun 2024 adalah 9,18 tahun, sedangkan hasil tahun 2023 adalah 9,13 tahun, sehingga Bappenas menyebutkan sasaran rata-rata lama sekolah penduduk 15 tahun. RPJMN 2020-2024 menurutnya akan tercapai.

Keempat, jumlah partisipasi pendidikan tinggi: target RPJMN tahun 2024 adalah 37,63%, namun capaian tahun 2023 hanya 31,45%, sehingga Bappenas berencana dan menargetkan angka partisipasi pendidikan tinggi yang besar pada RPJMN 2020-2024. menjadi RPJMN. diambil.

Kelima, jumlah kematian ibu (per 100.000 kelahiran): target RPJMN pada tahun 2024 adalah 183, sedangkan pencapaiannya pada tahun 2020 adalah 189, oleh karena itu Bappenas memperkirakan perkiraan jumlah kematian ibu pada tahun 2020 akan tercapai -2024 RPJM .

Keenam, peningkatan prostitusi pada anak dibawah lima tahun: target RPJMN tahun 2024 adalah 14%, namun pencapaiannya pada tahun 2023 hanya 21,5%, sehingga Bappenas memperkirakan target kekerasan terhadap anak dibawah lima tahun pada tahun 2020 -2024 RPJMN tidak akan tersedia. akan mengambil.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA