Bisnis.com, Jakarta – Emiten BUMN PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mendorong sejumlah peningkatan kapasitas terpasang sebesar 460 MW pada tahun 2026, termasuk pengembangan proyek anorganik.

Setidaknya pada tahun 2026, PGEO akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 460 MW. Kapasitas ini mencakup proyek anorganik, proyek produksi bersama dan proyek pengembangan lainnya. 

Rinciannya, ada satu proyek yang akan COD pada tahun ini, yakni Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 MW. 

Kemudian pada tahun 2025 akan ada proyek Lumut Balai Enduring Unit 1 dan Ulubelu Bottoming Unit 1 masing-masing sebesar 10 MW. Lainnya, unit Lahendong Batuming berkapasitas 15 MW, tiga di antaranya merupakan proyek co-generasi. 

PGEO juga berencana mengembangkan proyek anorganik domestik dan internasional sebesar 175 MW dengan target COD pada tahun 2025. 

Sedangkan pada tahun 2026 akan ditambah kapasitas sebesar 95 MW yang berasal dari proyek kogenerasi yaitu Ulubelu Bottoming Unit 2 dan 3, Ulubelu Low Pressure, Lahendong Bottoming Unit 2, Lahendong Low Pressure, Lumut Balai Low Pressure 1 dan 2, Sungai Full Two Fase. , Unit Tekanan Rendah Camojang dan Sebiak Bawah. 

Proyek hulu unit 1 dan 2 selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut hingga mencapai 110 MW yang akan dikomersialkan pada tahun 2026. 

Zulfi Hadi, CEO Pertamina Geothermal Energy, menjelaskan dalam pengembangan kapasitasnya, PGEO mendapat banyak kepercayaan dari lembaga keuangan untuk mengakses fasilitas keuangan. 

“Fasilitas pendanaan tersedia untuk mendukung pengembangan usaha,” kata Jolfi dalam Bisnis, Rabu (24/7/2024). 

Jolfi juga menjelaskan dalam prospektus IPO bahwa 72,65% dari dana baru tersebut akan digunakan untuk membangun tambahan kapasitas melalui co-generasi dan ekspansi konvensional di WKP beroperasi PGE untuk memenuhi kebutuhan pelanggan eksisting dan pasar baru.

Jolfi mengakui, PGEO sedang mempersiapkan rencana ekspansi bisnis untuk mempromosikan energi panas bumi di dalam dan luar negeri. 

“Kami selalu mencari peluang baru untuk pengembangan usaha, termasuk peluang pengembangan WKP baru,” kata Jolfi. 

Analis Stockbeat Securities Theodoros Melvin menjelaskan, informasi mengenai rencana pengembangan PGEO memberikan keyakinan terhadap peningkatan kapasitas, termasuk proyek anorganik, di tahun mendatang. 

“Tambahan kapasitas 175 MW [anorganik] setara dengan 26% dari total kapasitas PGEO yang mencapai 672 MW per kuartal I/2024,” jelas Mellon dalam kajian yang dimuat Rabu (24/7/2024) dikutip dari Antara. 

Perkembangan lainnya, PGEO sendiri sedang mempertimbangkan akuisisi WKP Surek Marapi. Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, PGEO masih mengevaluasi potensi panas bumi WKP Sorek Marapi sebelum memutuskan aksi korporasi apa pun.

PGEO menargetkan peningkatan kapasitas terpasang hingga 1 GW dalam dua tahun ke depan. Rencana ini dijelaskan dalam prospektus IPO. 

Dalam dua tahun ke depan, peningkatan kapasitas akan dilakukan melalui berbagai proyek kogenerasi PLTP eksisting dan pembangunan PLTP baru seperti proyek Hololis dan proyek Lumut Balay Unit 2.

————–

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel