Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan peer-to-peer (P2P) lending Akseleran menjelaskan apa yang harus dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga pertumbuhan industri P2P lending.

Saat ini perkembangan industri P2P lending masih positif meski tidak lepas dari beberapa permasalahan. Per Agustus 2024, outstanding pembiayaan pinjaman online meningkat 35,62% year-on-year menjadi Rp 72,03 triliun dan mencatatkan keuntungan sebesar Rp 656,8 miliar, meningkat dari bulan Juli. 

Namun nyatanya OJK masih mencatat, dari 100 penyelenggara P2P, terdapat 19 penyelenggara yang kredit macetnya disebut TWP90 melebihi 5%, dan masih ada 16 penyelenggara dengan modal minimal Rp7,5 miliar yang belum terpantau. Tak perlu dikatakan lagi, mulai tahun depan ada pembicaraan tentang pengurangan keuntungan ekonomi atau tingkat bunga pinjaman internet.

Menyikapi kondisi tersebut, CEO sekaligus pendiri Acceleran Group Ivan Nicholas mengatakan penurunan suku bunga pinjaman online oleh OJK tidak berdampak besar bagi Acceleran. Pasalnya rata-rata persentase pinjaman Acceleran dipatok sebesar 2% per bulan. Namun Ivan mengatakan, pihaknya hanya menuntut satu hal dari OCC.

“Dari pihak kami, yang terus kami lakukan saat ini adalah meningkatkan besaran tiket pinjaman dari maksimal Rp 2 miliar per peminjam menjadi Rp 10 miliar,” kata Ivan kepada Bisnis, Rabu (10/9/2024).

Seperti diketahui, LLC tengah menyusun rancangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Bidang Pembiayaan Bersama Teknologi Informasi (RPOJK LPBBTI) yang akan menaikkan batas atas pembiayaan sektor manufaktur dari Rp 2 miliar menjadi Rp 10 miliar.

Ivan menjelaskan, secara definisi, badan usaha menengah adalah badan usaha yang mempunyai modal sampai dengan Rp 10 miliar dan pendapatan sampai dengan Rp 50 miliar per tahun, sehingga dengan batas atas yang ada saat ini sebesar Rp 2 miliar, dalam bukunya menurutnya masih kurang. . .

Menurutnya, jika batas atas pinjaman sektor manufaktur dinaikkan, maka akan menjadi cara yang menguntungkan bagi industri P2P lending dan peminjam.

“Ini adalah sesuatu yang kami nantikan untuk mengubah batas atas jumlah maksimum pinjaman yang efektif. pendapatan bisa meningkat dan keuntungan pun lebih sehat,” kata Ivan.

Ivan juga tidak melihat kondisi industri, artinya ada 19 penyedia P2P dengan catatan TWP90 di atas 5%. Oleh karena itu, menurutnya, industri P2P lending akan tetap berkomitmen menjaga kualitas portofolio pinjamannya jika peluang penyaluran ditinjau lebih luas jika terjadi revisi batas atas.

Oleh karena itu, tidak hanya tunggakan dan gagal bayar yang meningkat, namun kualitas pinjaman perlu dijaga agar tunggakan tidak meningkat. Kalau tinggi, tidak baik bagi keberlangsungan industri,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA