Bisnis.com, JAKARTA – Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan indikasi sulitnya menyelesaikan pembahasan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) pada periode saat ini (2019-2024). .
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengatakan, kini pihaknya terus berupaya agar RUU energi bersih segera dihapuskan meski hanya sebentar.
“Ya, kami akan mencoba, kami akan mencoba. Namun jika belum, mari kita pikirkan saja. “Sejak 21 September, mitra DPR juga mulai mengikuti kegiatan Lemhanas,” kata Eddy, Rabu (11/9/2024).
Namun jika RUU ini tidak bisa diselesaikan sekarang, Eddy mengatakan RUU ini akan rampung pada awal periode DPR berikutnya atau periode 2024-2029.
Tak hanya RUU EBET, Eddy mengatakan pengujian UU No.
Oleh karena itu, undang-undang itu ada dua bagian, undang-undang EBET akan kita pukul, Insya Allah ke depan kita juga akan menambah undang-undang untuk mereformasi undang-undang migas,” ujarnya. dikatakan.
Sementara itu, Eddy mengatakan saat ini ada pembahasan serius yang belum menyetujui RUU EBET. Pembahasannya mengenai pemanfaatan jaringan bersama (PBJT) atau penyewaan roda listrik untuk pengembangan EBET.
Cara ini dibahas untuk menghindari kesalahpahaman dan memahami sifat dari sistem sewa listrik.
“Tidak paham kalau ini bagian dari liberalisasi, liberalisasi ketenagalistrikan,” kata Eddy.
Sedangkan RUU EBET akan mengatur spesifikasi dan pengaturan roda listrik melalui lelang online untuk meningkatkan pemanfaatan EBET. Namun, komponen power steering dalam RUU EBET tidak disetujui di parlemen.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi memastikan penerapan wheel power tidak diserahkan pada mekanisme pasar bebas. Rencana jaringan listrik yang diusulkan dalam RUU EBET akan menetapkan beberapa batasan penggunaan jaringan transmisi.
Eninya mencontohkan, ke depan pemegang sertifikat penyediaan komersial EBET (IUPTLU pembangkit) dilarang menyalurkan tenaga listriknya langsung ke konsumen, baik di tempat usaha (wilus) PLN maupun tempat usaha lainnya.
“Jadi yang beli ibu rumah tangga gratis, kami tidak ke sana,” kata Eniya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/9/2024).
Eniya mengatakan, PBJT atau manajemen layanan akan diterapkan pada aspek pengelolaan dan pemantauan ketersediaan jaringan, keandalan sistem, kualitas layanan, aspek keekonomian, APBN, dan tagihan utilitas.
Dalam pelaksanaan siklus ketenagalistrikan ini, PLN yang merupakan perusahaan jasa ketenagalistrikan terbesar di Indonesia pada dasarnya merupakan BUMN yang menyelenggarakan kegiatan usaha ketenagalistrikan yang memungkinkan terlaksananya PBJT.
Selain itu, dalam proyek ini, harga sewa online ditetapkan oleh pemerintah atas persetujuan menteri untuk memastikan harga tidak naik atau bersaing.
“Di sini tidak ada liberalisasi, semua diatur pemerintah, setelah harga, ongkos kirim diatur pemerintah,” kata Eniya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel