Bisnis.com, JAKARTA — Biro Kredit PT Pefindo atau IdScore menemukan warga Provinsi Jawa Barat (Jabbar) dan DKI Jakarta paling sering menggunakan layanan keuangan: skema beli sekarang, bayar nanti (BNPL) atau bayar nanti.
Pinjaman konsumer BNPL Jabar mencapai Rp7,52 triliun per Juni 2024.
“Sampai Juni 2024, total pinjaman BNPL sebesar Rp30,14 triliun. Mayoritas tersebar di Provinsi Jawa Barat sebesar 24,95%, disusul Provinsi DKI Jakarta sebesar 14,10%, dan Jawa Timur sebesar 10,8%, kata Bisnis kepada IdScore, Minggu (25/8/2024) yang dihadiri Dirjen Johannes Arts Abimanyu.
Sedangkan pinjaman yang disalurkan di DKI Jakarta mencapai Rp 4,25 triliun. Sedangkan Jawa Timur yang menduduki peringkat ketiga mencapai Rp3,26 triliun dengan total penyaluran pinjaman.
Di sisi lain, pengguna BNPL terbesar keempat berdasarkan wilayah adalah Provinsi Jawa Tengah dengan alokasi kredit sebesar Rp2,65 triliun. Lalu kelima, disusul Provinsi Banten Rp1,92 triliun dan Provinsi Sumatera Utara Rp890 miliar.
Sedangkan penyaluran pinjaman pembayaran di Provinsi Sumatera Selatan mencapai Rp760 miliar, Provinsi Riau mencapai Rp590 miliar, Provinsi Lampung mencapai Rp560 miliar, dan Sulawesi Selatan mencapai Rp550 miliar.
IdScore juga mencatat pengguna BNPL terdaftar sebanyak 14,37 juta atau tumbuh 9,35% year-on-year atau 0,36% berdasarkan total jumlah peminjam per Juni 2024. Rata-rata setiap peminjam memiliki hingga tiga kontrak aktif.
Meski jumlah konsumen meningkat, namun kredit macet BNPL sedikit menurun menjadi Rp 1,42 triliun per Juni 2024. Per Mei 2024, tingkat kredit macet mencapai Rp 1,45 triliun. Sedangkan kredit macet turun menjadi Rp 1,37 triliun pada April 2024.
Sementara berdasarkan statistik Fintech yang diterbitkan OJK, per Juni 2024, DKI Jakarta dan Jawa Barat juga termasuk wilayah peminjam (pinjol) pinjaman online terbanyak. Jawa Barat menempati urutan pertama dengan nilai pinjaman Rp6,50 triliun, disusul Jakarta Rp4,26 triliun.
Posisi ketiga ditempati Jawa Timur Rp3,50 triliun, disusul Banten Rp2,01 triliun, dan Jawa Tengah Rp1,99 triliun. Sedangkan DI Yogyakarta mencatatkan pinjaman sebesar Rp373,25 miliar.
Dengan demikian, penyaluran pinjaman P2P lending di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp18,64 triliun atau 75,05% dari total ukuran industri sebesar Rp24,84 triliun.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel