Bisnis.com, JAKARTA – Pendirian Ibu Kota Negara Kepulauan (IKN) di lokasinya saat ini belum pernah terbayang sebelumnya oleh Eny Yulida, Kepala Dusun Sidodadi, Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku. Saat Presiden Joko Widodo mengumumkan wilayahnya berada di antara Kabupaten Penajam Paser Norte dan Kabupaten Kutai Kartanegara, masyarakat desanya menyambut baik.

“Yang pasti harga tanah akan segera naik. “Ada yang mencari usaha atau tempat tinggal,” ujarnya.

Meski belum diketahui secara pasti lokasi pengumuman tersebut, namun dampaknya terasa hingga ke seluruh masyarakat. Apalagi setelah pemerintah Nusantara membangun Titik Nol pada tahun 2022 yang menandai dimulainya pengukuran dan pemetaan IKN Nusantara secara nasional. “Semakin banyak orang yang berkunjung ke sini. Restoran juga meningkat. Bahkan, akses jalan menuju lokasi juga semakin membaik,” ujarnya.

Sebelumnya, Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser memiliki akses infrastruktur yang jauh dari memadai. Akses jalan yang memisahkan Hutan Raya Soeharto dengan Taman Bukit sebelumnya tidak sepenuhnya beraspal. Hanya 7 kilometer dari pertigaan KM 38 Jalan Soekarno Hatta, jalan utama Balikpapan-Samarinda, sudah lapisan aspal dan selebihnya berbatu.

Untuk mencapai ibu kota wilayah Kabupaten Penajam waktu yang dibutuhkan adalah 4 jam. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Balikpapan mencapai 2 jam. Jika hujan, waktu tempuh mungkin lebih lama karena kontes diadakan di tanah merah.

Kini akses jalan seluruhnya sudah beraspal beton dari simpang KM 38 hingga Penajam. Dengan perbaikan jalan tersebut, waktu tempuh menuju Penajam hanya 2 jam saja. Sedangkan untuk mencapai Balikpapan mungkin hanya membutuhkan waktu 1,5 jam. Selain jalan tol, waktu tempuh pun bisa lebih singkat.

Eny mengatakan kehadiran IKN Nusantara juga memberikan dampak positif terhadap operasional usaha di wilayahnya. Selain restoran, banyak juga yang membangun penginapan, wisma atau tenda untuk kontraktor di IKN Nusantara. Tarifnya juga berbeda. Jika dulu antara Rp 5 juta hingga Rp 15 juta per tahun, kini bisa mencapai Rp 25 juta – Rp 30 juta per tahun tergantung besar kecilnya rumah kontrakan.

“Kami bersyukur dengan berkembangnya IKN Nusantara karena membawa banyak manfaat positif bagi kami,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, Junaidin, berharap pengembangan IKN dibarengi dengan tumbuhnya jalan lingkungan. Ia menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah pusat, provinsi, atau kabupaten dalam perbaikan jalan, mengingat terbatasnya anggaran kabupaten untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Menurut Junaidin, pembangunan jalan lingkungan di Kecamatan Sepaku akan dilakukan bersamaan dengan pembangunan IKN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi petani setempat. Ia mencatat, jalan yang baik memudahkan produksi produk pertanian dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Junaidin mendukung penuh pengembangan IKN di Kecamatan Sepaku, mengingat banyaknya dampak positif di daerah tersebut. Dia mencatat bahwa infrastruktur jalan utama kurang diperbaiki oleh pemerintah pusat, serta perbaikan jaringan internet dan air minum sebagai akibat dari pembangunan IKN.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Canal WA