Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi investasi pada semester I 2024 menunjukkan tanda-tanda melambat dibandingkan semester sebelumnya. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), saldo bersih nilai investasi pada semester I tahun 2024 sebesar 51,4%, turun dibandingkan semester I tahun 2023 sebesar 64% dan 37%.
Survei juga menemukan jumlah perusahaan yang melakukan kegiatan investasi pada semester I 2024 lebih rendah dibandingkan semester II tahun 2023.
Dalam laporan hasil SKDU yang dikutip Senin (29), BI menyatakan, “Persentase responden SKDU yang menjawab melakukan kegiatan investasi pada semester I 2024 sebesar 25,01%, lebih rendah dibandingkan semester sebelumnya sebesar 26,65%. Juli 2024).
Secara spesifik, pelaksanaan investasi pada semester I 2024 meliputi mesin 30,09%, pabrik/pabrik 25,08%, dan alat angkut/alat angkut 17,6%. Proporsi sebagian besar responden yang menjawab melakukan investasi dalam bentuk investasi baru adalah sebesar 44,54%, dan rasio gabungan investasi baru dan investasi pengganti mencapai 32,23%.
Diperkirakan proporsi responden yang memiliki niat berinvestasi pada semester II tahun 2024 mengalami penurunan hingga 23,2% dibandingkan semester I tahun 2024. Menurut responden, faktor penghambat rencana investasi semester II 2024 antara lain masalah perizinan (20,55%), suku bunga (15,84%), dan infrastruktur (10,12%).
Namun hasil SKDU BI triwulan II tahun 2024 mencatat tingkat realisasi investasi yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan saldo bersih tertimbang investasi (SBT) pada triwulan II tahun 2024 sebesar 8,24%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan SBT sebesar 7,49% pada triwulan I 2024.
Berdasarkan sektor usaha, kegiatan investasi menunjukkan peningkatan, terutama pada sektor industri pengolahan dengan WBT sebesar 1,52%, sektor pembelian perlengkapan kantor dan pendidikan, serta sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial dengan WBT mulai 0,55%. Layanan ini memiliki WBT sebesar 0,55% untuk renovasi gedung.
Selain itu, responden memperkirakan investasi akan tetap kuat pada SBT 7,81%, meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Beberapa sektor usaha yang mencatatkan pertumbuhan antara lain Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 1,23% WBT untuk pembelian/perbaikan sarana produksi dan penunjang serta industri pengolahan sebesar 1,19% WBT, khususnya reparasi mesin. Selain itu, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor juga mencatat pertumbuhan SBT sebesar 0,66% pada sektor pembangunan dan pemeliharaan gedung, pertokoan dan fasilitas umum.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.