Bisnis.com, Jakarta – Surplus perdagangan Tiongkok melebar pada April 2024 karena pertumbuhan ekspor melebihi pertumbuhan impor.

Melansir Reuters, Kamis (09/05/2024), Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok melaporkan surplus perdagangan meningkat menjadi $72,35 miliar pada April 2024 dari $58,55 miliar pada Maret.

Surplus perdagangan ini lebih rendah dibandingkan perkiraan analis dalam survei yang memperkirakan surplus sebesar US$77,5 miliar.

Sementara itu, neraca perdagangan yuan meningkat dari 415,86 miliar yuan menjadi 513,45 miliar yuan.

Peningkatan surplus tersebut didorong oleh ekspor dan impor yang kembali tumbuh setelah pada bulan lalu mengalami kontraksi. Hal ini menunjukkan semakin besarnya tuntutan pemulihan ekonomi di dalam dan luar negeri.

Pada bulan April 2024, ekspor Tiongkok naik 1,5% tahun-ke-tahun, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters. Ekspor pulih dari penurunan 7,5% di bulan Maret.

Sementara itu, impor naik 8,4% pada bulan April 2024, mengalahkan perkiraan kenaikan sebesar 4,8% dan membalikkan penurunan sebesar 1,9% pada bulan Maret. Pada kuartal pertama, impor dan ekspor meningkat 1,5% dibandingkan tahun lalu.

“Ekspor telah menjadi titik terang dalam perekonomian Tiongkok sepanjang tahun ini. Lemahnya permintaan domestik telah menyebabkan tekanan deflasi, yang melemahkan daya saing ekspor Tiongkok,” kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management.

Perekonomian Tiongkok tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama, namun data ekspor, inflasi konsumen, harga produsen dan kredit perbankan menunjukkan perlambatan pada bulan Maret.

Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan untuk periode Januari-Februari dan survei produktivitas bulan Maret menunjukkan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini telah mengatasi beberapa tantangan awal, sehingga memungkinkan pihak berwenang untuk meningkatkan kepercayaan investor yang lemah dan menghidupkan kembali pertumbuhan.

Namun, Tiongkok masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Lembaga pemeringkat Fitch memangkas prospek peringkat kredit negara Tiongkok menjadi negatif pada bulan lalu karena kekhawatiran keuangan publik memburuk akibat pertumbuhan yang lamban dan meningkatnya utang publik.

Politbiro, badan pengambil keputusan utama Partai Komunis, mengatakan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang aktif, termasuk menurunkan suku bunga dan persyaratan cadangan bank, akan memperkuat dukungan ekonomi.

Tiongkok telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun 2024, yang menurut banyak analis akan sulit dicapai tanpa stimulus lebih lanjut.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA