Bisnis.com, Jakarta – Surplus perdagangan Indonesia mencapai US$18,85 miliar hingga Agustus 2024, menurut Kementerian Perdagangan (Kmendag). Jumlah tersebut masih jauh dari target sebesar $31,6 miliar hingga $53,4 miliar yang ditetapkan pada tahun 2024.
Fajarini Pontedoi, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan, mengatakan ketidakpastian perekonomian global berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia.
Tentu saja pasar ini bergantung pada supply dan demand. Artinya, jika permintaan menurun maka pasokan juga berkurang, jelas Fagilini dalam konferensi pers Kementerian Perdagangan, Senin (23 September 2013).
Ia mengatakan, meski terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara, Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang terus tumbuh positif. Lanjutnya, kondisi positif tersebut turut mendukung ekspor Indonesia mencapai US$18,85 miliar pada Agustus 2024.
Tiga bulan memasuki tahun baru, Fajarini berharap surplus perdagangan Indonesia mencapai target US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar pada tahun 2024.
“Jika kami melihat tren ekspor membaik, kami berharap target peningkatan ekspor dapat tercapai pada akhir tahun ini,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan surplus perdagangan Indonesia sebesar US$2,9 miliar pada Agustus 2024. Nominalnya meningkat sebesar US$500 juta dibandingkan bulan sebelumnya.
Surplus Agustus 2024 ditopang oleh surplus nonmigas sebesar $4,34 miliar dan defisit migas sebesar $1,44 miliar. Pada Januari hingga Agustus 2024, surplus Indonesia mencapai US$18,85 miliar. Surplus tersebut meliputi surplus nonmigas sebesar US$32,54 miliar dan defisit migas sebesar US$13,69 miliar.
Sementara itu, Amerika Serikat, India, dan Filipina terus menyumbang surplus perdagangan terbesar pada Agustus 2024, dengan total $3,42 miliar.
Sementara itu, negara penyebab defisit perdagangan nonmigas pada Agustus 2024 adalah Tiongkok, Singapura, dan Australia dengan total defisit sebesar US$2,59 miliar.
Bera Krisna Hasibwan, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional mengatakan, dengan tercapainya surplus tersebut, neraca perdagangan Indonesia selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 tetap terjaga surplus.
Ia optimistis kinerja ekspor akan terus membaik. Hal ini juga didorong oleh penyelenggaraan Indonesia Trade Expo (TEI) yang digelar pada 9-12 Oktober 2024.
Ia mengatakan, penyelenggaraan TEI ke-39 merupakan percepatan dalam mendorong kinerja ekspor nasional, meningkatkan daya saing produk nasional, dan memperluas pasar tujuan ekspor.
Ia menyimpulkan: “Kementerian Perdagangan optimistis neraca perdagangan akan tetap surplus sepanjang tahun 2024.”
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel