Bisnis.com, Jakarta – Survei terbaru Inventure bertajuk Indonesia Industry Outlook 2025 menunjukkan dua dari tiga masyarakat kelas menengah Generasi Z alias Generasi Z pesimistis terhadap kemampuannya membeli rumah dalam tiga tahun ke depan. terbukti

Yuswohadi, ketua pendiri Indonesia Industry Outlook, mengatakan survei tersebut menemukan bahwa responden generasi Z kelas menengah “yakin bahwa mereka dapat membeli rumah pertama mereka (dengan mencicil/tunai) dalam waktu tiga tahun ke depan dengan tingkat pendapatan mereka saat ini. kamu melakukan itu?” dia menjelaskan. Hasilnya, 65% menyatakan merasa cemas dan 35% merasa percaya diri.

“Dua dari tiga generasi Z pesimistis memiliki rumah,” kata Yuswohadi dalam Indonesia Business Outlook yang digelar di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (dijelaskan pada Konferensi 23 Oktober 2025).

Tanyakan saja lagi kepada 65% Gen Z yang depresi. Mengapa saya tidak bisa membeli rumah pertama saya (pembayaran cicilan/tunai) dalam 3 tahun ke depan?

Tiga alasan utama adalah kenaikan harga rumah (80%), pendapatan yang terlalu sedikit (45%) dan ketidakstabilan pekerjaan (34%).

Secara khusus Pak Yuswohadi menekankan alasan ketiga. Saat ditanya, lanjutnya, Gen Z lebih memilih bekerja sebagai content writer/dropshipper/reseller/wirausahawan dibandingkan bekerja di kantor atau pabrik.

“Mereka lebih menyukai pekerjaan seperti gigworker, yang fleksibel dalam hal jam kerja dan sebagainya. Itu bagus, tapi buruknya mereka rentan karena pendapatannya tidak tetap,” ujarnya.

Survei tersebut juga menemukan bahwa sebagian besar Generasi Z (54%) merasa dapat membeli rumah secara kredit dengan cicilan 15 hingga 20 tahun. Sementara itu, 36% Gen Z merasa mereka dapat membeli rumah dalam waktu 20 hingga 30 tahun, dibandingkan dengan hanya 10% dalam waktu kurang dari 15 tahun.

Gen Z juga merasa bahwa skema kepemilikan rumah yang paling layak adalah sewa dengan opsi untuk membeli (38%) dan sewa/kontrak (34%). Namun, hanya 14% masyarakat yang merasa bisa memiliki rumah dengan KPR bank, hanya 8% yang mampu membangunnya sendiri, dan hanya 6% yang mau pindah ke daerah dengan harga properti lebih rendah.

Sebagai referensi, survei ini dilakukan pada September 2024 terhadap 450 responden kelas menengah Milenial dan Gen Z dengan menggunakan wawancara tatap muka. Penelitian dilakukan di lima kota besar: Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Madrid. Makasar.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel