Bisnis.com, Jakarta – Bank Indonesia dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga hingga sisa tahun 2024, namun pasokan obligasi korporasi akan tetap rendah untuk mendukung kebutuhan investasi. Namun, penerbitan surat utang tetap menjadi pilihan menarik bagi perusahaan dengan pertumbuhan ekonomi kuat di saat suku bunga rendah.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) B dan The Fed menjelaskan meski suku bunga dipangkas, obligasi yang diterbitkan untuk investasi masih akan rendah hingga akhir tahun ini. Pasalnya, masalah keamanan utang juga diatur sesuai dengan kebutuhan modal kerja perusahaan.

Ekonom Pefindo Suhinderto menjelaskan penurunan suku bunga lebih lanjut akan mendorong kuatnya permintaan. Seiring berjalannya waktu, hal ini akan merangsang kebutuhan dana ekspansi oleh korporasi.

“Kami melihat dampak positif penurunan suku bunga BE hingga sisa tahun 2024 tidak signifikan pada awal periode pelonggaran ini,” kata Suhinderto kepada Bisnis. Jumat (20/9/2024).

Ia mencontohkan, suku bunga yang diturunkan 25 bps menjadi 6% akan kembali ke level semula pada 2024. Di masa lalu, suku bunga diperkirakan akan tinggi sehingga berdampak pada sektor riil dan terbatasnya peluang pertumbuhan ekonomi. Ketika permintaan melambat, hal ini membatasi kebutuhan pendanaan bagi perusahaan.

Ketika perusahaan menerbitkan obligasi, mereka tidak langsung menerbitkan surat utang karena suku bunganya murah. Suhinderto mengingatkan perusahaan, ada alasan lain dalam mencari dana di pasar modal, seperti memenuhi kebutuhan modal kerja atau dana investasi.

“Perusahaan melihat prospek permintaan ke depan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi,” tambah Suhindarto.

Suhindarto menjelaskan, dengan situasi saat ini, perseroan mungkin akan menerbitkan obligasi karena perlu melakukan refinancing atau membiayai kembali surat utang mahal dengan biaya rendah. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 20 September 2024, total nilai obligasi dan sukuk yang diterbitkan perseroan mencapai Rp 90,79 triliun. Diterbitkan dalam 107 terbitan dari 65 penerbit. Dengan demikian, total obligasi dan suku bunga di BEI berjumlah Rp 463,26 triliun dan USD 60,12 juta.

Pada September 2024, BEI mencatatkan penerbitan obligasi korporasi dari tiga perusahaan. Pertama, Obligasi Abadi I Oto Multiartha PT Oto Multiartha Tahap II Tahun 2024 pada 5 September 2024 senilai $700 miliar.

Kedua, Obligasi Permanen VI Federal International Finance dengan Tingkat Bunga Tetap IV Tahun 2024 pada 9 September 2024 senilai Rp2,5 triliun. 

Ketiga, Harga Obligasi Permanen II Reksa Dana Tingkat III Tahun 2024 sebesar Rp 1,1 triliun. Obligasi tersebut diterbitkan oleh PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) dan mendapat status IDA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA