Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memanfaatkan peluang pertumbuhan industri manufaktur pasca penurunan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6% dari sebelumnya 6,25%. 

Hal ini juga sejalan dengan langkah The Fed yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75% – 5%. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S. Cahyanto mengatakan penurunan BI rate secara tidak langsung dapat mendorong optimisme pelaku usaha, serta menciptakan iklim usaha yang baik di industri. 

“Tapi jangan lupa kita harus menjaga daya beli masyarakat. Oleh karena itu, upaya menciptakan iklim usaha yang baik ada di banyak kementerian/lembaga, termasuk kebijakan fiskal,” kata Eko saat ditemui di sela-sela acara Halal. Pameran Internasional Indonesia. , Kamis (26/9/2024). 

Eko menjelaskan, iklim usaha yang baik menimbulkan optimisme dari para pelaku usaha. Karena ruang bagi dunia usaha untuk berinvestasi, berproduksi, dan tumbuh semakin besar.

Meski demikian, dia menekankan daya beli masyarakat juga harus dijaga. Untuk itu, pemerintah melalui kementerian/lembaga terus mengupayakan kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan, termasuk melalui kebijakan fiskal. 

“Kita harapkan ini bisa membantu memperbaiki iklim usaha industri. Itu terjadi di seluruh dunia, Amerika juga menguranginya. Sampai akhir tahun optimismenya tinggi, terbukti dari PMI dan IKI, optimisme akan tetap tinggi hingga akhir tahun. akhir tahun ini,” ujarnya. 

Di sisi lain, sebagai promotor industri, Kementerian Perindustrian juga mempunyai tugas untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri. Upaya-upaya dilakukan untuk meningkatkan persaingan dan menjaga industri dalam negeri, termasuk iklim usahanya. 

Beberapa cara tersebut dapat dilakukan dengan menggalakkan pemasaran produk, sertifikasi industri, dan kebijakan yang dapat membatasi masuknya produk impor ke dalam negeri, khususnya produk dalam negeri. 

Sementara itu, pihaknya tetap optimistis terhadap kelanjutan pertumbuhan manufaktur sebesar 5,80% sepanjang tahun, meski situasi manufaktur nasional sedang dalam masalah serius. 

Situasi ini tercermin dari Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur yang mengalami kontraksi menjadi 48,9 pada Agustus 2024, dari 49,3 pada bulan sebelumnya. Bahkan, dalam 34 bulan terakhir indeks bisa terus menguat.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel