Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan tambang logam milik negara MIND ID, anggota PT Timah Tbk (TINS), menyatakan sudah bisa melanjutkan ekspor timah pada Maret lalu.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan terjadi penurunan nilai dan volume ekspor timah dari Provinsi Bangka Belitung, terutama pada bulan Januari 2024 yang angka ekspor timahnya nol.
Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Wirsal mengatakan, pihaknya sudah bisa kembali mengekspor timah pada Maret lalu.
“Kuartal pertama (kuartal pertama) sudah tiba, jadi mulai Maret kita sudah bisa ekspor, jadi beberapa negara Asia dan Eropa (target ekspor),” kata Danny saat ditemui usai RUPST TINS di Jakarta. , Rabu (5/8/2024) malam.
Untuk penyerapannya sendiri, Danny mengatakan pihaknya kini sudah memiliki pasar ekspor sendiri untuk kaleng tersebut.
Karena Januari dan Februari belum bisa ekspor, Danny mengatakan pembeli saat ini adalah pelanggan yang sudah melakukan pemesanan sejak Januari dan Februari 2024.
“Januari, Februari belum. “Nah, di bulan Maret kami mulai menjual dan di bulan April kami sudah menjual lebih dari 1.600 ton,” ujarnya.
Sementara itu, TINS menargetkan peningkatan produksi bijih timah sebanyak 30.000 ton dalam Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) 2024.
Rencana produksi tersebut lebih tinggi dibandingkan RKAB tahun lalu yang sebesar 26.000 ton bijih timah.
“RKAB sudah terbit, ekspor sudah kita buka,” kata Ahmad Dani Wirsal saat rapat di DPR, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Dari perkiraan produksi tersebut, TINS berencana mengalokasikan 5% hingga 8% sahamnya untuk penjualan dalam negeri. Sisanya untuk pasar ekspor.
Di sisi lain, jelasnya, perseroan akan berhati-hati menyikapi rencana pembelian lokasi pertambangan kota dari TINS.
Ia mengatakan, pihaknya akan menunggu Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dari sejumlah Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) yang telah dipetakan selama ini.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel