Bisnis.com, JAKARTA – Subsidi sepeda motor listrik belum optimal karena masih ada beberapa permasalahan yang perlu diselesaikan agar menarik minat calon konsumen.
Ketua Umum Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan, subsidi pemerintah sebesar Rp7 juta untuk sepeda motor listrik sebenarnya sangat baik. Meski demikian, peraturan tersebut tidak serta merta menambah jumlah sepeda motor listrik.
Beberapa permasalahan yang masih harus diselesaikan: tenaga motor listrik masih lebih rendah dibandingkan teknologi internal Combustion Engine (ICE), jangkauannya masih sangat pendek dan pengisian ulangnya membutuhkan waktu yang lama.
Permasalahan tersebut secara bertahap akan teratasi secara alami. Ke depan pasti pengisiannya akan lebih cepat, jaraknya lebih jauh, dan harganya lebih murah, kata Moeldoko yang juga Kepala Kantor Presiden di Jakarta, Senin (22). /4/2024).
Berdasarkan data sisapira.id, total penyaluran kuota sepeda motor listrik tahun ini mencapai 11.563 unit per 22 April 2024. Jumlah tersebut melebihi jumlah sepeda motor listrik yang disalurkan pada tahun 2023 sebanyak 11.532 unit.
Ketentuan subsidi sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta diatur melalui Keputusan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 10. 21/2023 tentang Perubahan Permenperin 6/2023.
Ketentuan ini juga mengubah syarat perolehan subsidi dari keempat kelompok tersebut menjadi 1 NIC per unit. Sebanyak 50.000 kuota subsidi telah disiapkan pada anggaran 2024.
Di satu sisi, Moeldoko menilai kendaraan listrik baterai atau battery electric vehicle (BEV) sebenarnya sudah mengalami pergerakan besar. Selain itu, terdapat model dan merk dengan harga dan teknologi berbeda.
“Ya, ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat menantikan pilihan baru, lebih maju, jangkauannya lebih jauh, dan lebih murah,” ujarnya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, total penjualan kendaraan listrik pada Januari hingga Maret 2024 mencapai 18.301 unit, naik 118,25 persen dari 8.385 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Di antara total pedagang grosir, teknologi baterai atau battery electric vehicle (BEV) menyumbang 5.023 unit atau 27,44% dari total. Disusul teknologi hybrid sebanyak 13.261 unit atau 72,46%, dan plug-in hybrid (PHEV) sebanyak 17 unit atau 0,09%.
Dari sisi pertumbuhan, kendaraan listrik berteknologi BEV meningkat 178,59%, hybrid 101,68%, dan PHEV 142,85%.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA