Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru melaporkan bahwa kanker bisa dilawan dengan berpuasa.

Sebuah studi inovatif yang dilakukan para peneliti di Memorial Sloan Kettering Cancer Center menemukan bagaimana puasa dapat memengaruhi sel kanker.

Penelitian mereka pada tikus menunjukkan bahwa puasa meningkatkan pertahanan alami tubuh terhadap kanker. Puasa tampaknya meningkatkan fungsi sel pembunuh alami (NK), yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang bertanggung jawab untuk menyerang sel kanker.

Menurut berita dari indianexpress, penelitian menunjukkan bahwa puasa memodifikasi sel NK untuk mengandalkan lemak sebagai energi, bukan gula.

Perubahan metabolisme ini memungkinkan mereka bekerja lebih efektif dalam menargetkan dan membunuh sel kanker. Dengan membiarkan sel NK berkembang di lingkungan tumor yang keras, puasa berpotensi meningkatkan kemampuan melawan kanker.

Dr Rajesh Shinde, Konsultan HPB & Ahli Onkologi Gastrointestinal & Ahli Bedah Robot Rumah Sakit Apollo Navi Mumbai, menjelaskan bahwa sebelum penelitian baru ini, penelitian menyarankan kemungkinan puasa untuk mencegah kanker.

Sebuah studi pada tikus tahun 2012 menemukan bahwa puasa intermiten dapat melindungi sel-sel sehat dari efek negatif kemoterapi. Demikian pula, penelitian pada tikus tahun 2016 menunjukkan bahwa puasa jangka pendek sebelum kemoterapi dapat mengurangi toksisitas.

Studi lain yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kanker Jerman meneliti efek puasa intermiten terhadap kesehatan hati dan risiko kanker, tambahnya. Hasilnya pada tikus menunjukkan bahwa program puasa intermiten (diet normal selama lima hari diikuti dengan pembatasan asupan kalori selama dua hari) dapat mengurangi risiko penyakit hati berlemak, radang hati, dan bahkan kanker hati.

Menurut Dr. Win, teori bahwa puasa mungkin menjanjikan pengurangan risiko kanker didasarkan pada pengaruhnya terhadap kadar insulin dan proses seluler. Kadar insulin yang tinggi telah dikaitkan dengan pertumbuhan sel kanker.

Puasa, dengan menurunkan kadar insulin, dapat menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan sel kanker, katanya.

Selain itu, puasa tampaknya mengaktifkan mekanisme yang menghilangkan sel-sel yang rusak sekaligus mendorong perbaikan. Tindakan pembersihan yang ditargetkan ini dapat menghilangkan sel-sel kanker sebelum berkembang biak. Ia menambahkan, puasa diyakini dapat meningkatkan antioksidan alami tubuh yang melindungi sel dari kerusakan yang dapat menyebabkan kanker.

Namun, penting untuk mempertimbangkan situasi individu. Pembatasan pola makan dapat menjadi tantangan bagi pasien yang pernah mengalami penurunan berat badan akibat kanker atau pengobatannya.

Meskipun penelitian ini memberikan bukti yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian tersebut dilakukan pada tikus. Diperlukan lebih banyak penelitian pada manusia untuk memastikan hasil ini agar dapat digunakan secara praktis, kata Dr. Shinde.

Selain itu, penelitian pada tikus menunjukkan dua protein spesifik yang berperan dalam efek perlindungan puasa. Pemahaman yang lebih baik tentang fungsinya dapat membuka jalan bagi pengembangan strategi pengobatan kanker baru

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA