Bisnis.com, JAKARTA – PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) memaparkan beberapa cara untuk mengatasi kerugian yang berdampak pada perekonomian industri sepatu pada tahun 2023.
Belajar dari laporan keuangan perseroan, Selasa (14/5/2024), manajemen menjelaskan keadaan bisnis perseroan yang terdampak berkurangnya pasar dalam negeri akibat penyakit Covid-19 dan kuatnya persaingan. di pasar sepatu.
Dalam setahun penuh terakhir, BATA mengalami kerugian tahunan sebesar Rp 190,5 miliar. Pada saat yang sama, biaya pinjaman jangka pendek jauh lebih tinggi daripada yang tercatat saat ini.
BATA memiliki liabilitas jangka pendek sebesar Rp389,56 miliar, sedangkan aset lancar hanya Rp346,31 miliar. Sebab, nilai utang jangka pendek melebihi aset perseroan sebesar Rp 43,2 miliar.
“Kemampuan kelompok untuk melanjutkan usahanya tergantung pada kemampuan mengelola modal kerja yang tersedia agar mampu memenuhi tanggung jawab yang berat pada waktunya,” kata manajemen dalam laporan keuangan.
Oleh karena itu, pihak manajemen berencana menerapkan tiga cara untuk mendapatkan keuntungan dari pekerjaan tersebut dan membuka kemungkinan mendapatkan tambahan uang yang mungkin diperlukan.
Langkah pertama, pihak manajemen akan merenovasi toko agar menjadi indah dan menambah pelanggan di seluruh area perbelanjaan. Kedua, perusahaan mengelola modal dengan baik.
Cara ketiga adalah dengan meningkatkan harga jual dengan mengambil produk yang penjualannya lebih tinggi. Semua rencana ini memberikan keyakinan kepada para manajer bahwa mereka akan mampu membayar utangnya ketika mereka datang.
“Manajemen yakin grup akan mampu memenuhi kewajibannya pada saat yang tepat,” tulis perwakilan perusahaan.
Di sisi lain, manajemen BATA menegaskan niatnya untuk tidak mengembalikan uang yang telah dibayarkan perusahaan. Ini termasuk biaya lisensi besar yang harus dibayar.
Hingga uang perusahaan dapat dilunasi dan tidak mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menjalankan tanggung jawabnya di bidang lain jika diperlukan, kata manajemen.
Dengan seluruh perjanjian tersebut, manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada ketidakpastian yang dapat menimbulkan keraguan serius terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan.
Perkembangan lainnya, BATA dan PT Simatupang Jaya Realty menandatangani akta jual beli tanah pada 6 Maret 2024. Proyek tersebut meliputi peralatan dan material bangunan yang berada di Cilandak, Jakarta Selatan.
Manajemen melaporkan nilai tercatat, laba bersih, dan laba penjualan aset tidak lancar untuk dijual sebesar Rp33,25 juta, disusul Rp64 juta, dan Rp30,74 juta. Secara keseluruhan, keuntungan BATA mencapai Rp128 juta.
“Pendapatan ini dicatat sebagai bagian dari pendapatan pelepasan aset tetap pada laporan laba rugi dan penghasilan lain-lain konsolidasian tahun 2024,” kata manajemen BATA.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel