Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi membeberkan strategi reposisi portofolio reksa dana seiring dengan rebalancing sejumlah indeks utama di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelumnya, pada Kamis (25 Juli 2024), BEI mempublikasikan hasil evaluasi atau rebalancing sejumlah indeks utama: LQ45, IDX30, IDX80. 

Bursa misalnya, memutuskan memasukkan saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk ke dalam indeks LQ45. (JSMR). Sebagai gantinya, BEI menerbitkan saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) dimiliki konglomerat Edwin Soeryajay.

Mandat konstitutif akan berlangsung mulai 1 Agustus hingga 31 Oktober 2024, demikian diumumkan bursa. Namun, hanya ada sedikit perubahan pada indeks IDX30 atau pembobotan saham-saham anggota konstituennya.

Sinarmas AM Dominguez Cinarta Ginting, pakar investasi, mengatakan rebalancing indeks LQ45 bulan ini kemungkinan besar akan tercampur dengan perubahan bobot, dengan sedikit perubahan pada kapitalisasi pasar dan likuiditas saham indeks.

Menurutnya, Sinarmas AM terus memantau tren makroekonomi global dan domestik, serta analisis fundamental saham dalam negeri, guna menentukan distribusi yang tepat pada kondisi saat ini.

“Dengan kondisi global yang masih dinamis saat ini, perdagangan taktis tetap sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan sentimen makro dan fundamental yang dapat berubah dengan cepat,” kata Dominguez kepada Bisnis, Jumat (26/07/2024).

Ia mengatakan sektor keuangan masih cukup menarik bagi investor karena valuasinya turun menyusul koreksi dalam 3 bulan terakhir dan fundamentalnya diperkirakan mulai membaik mulai paruh kedua tahun 2024.

Dominguez menjelaskan produk reksa dana andalan Sinarmas AM yakni Simas Danamas Saham menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) sebagai alat dalam proses investasinya agar lebih responsif terhadap kondisi pasar.

“Saat ini reksa dana kami masih mencatatkan kinerja bagus yakni 4,81 persen YTD dan 16,04 persen YTD per 28 Juni 2024,” tutupnya.

Reza Fahmi Riawa, Senior Vice President, Head of Retail, Product Research and Distribution, Henan Putihrai Asset Management, menambahkan pasca penghitungan ulang indeks, perseroan terus mencermati fundamental emiten. 

“Kami yakin dengan pendekatan yang cermat dan analisis yang mendalam, kami dapat mengidentifikasi peluang investasi yang berpotensi memberikan hasil baik dalam jangka panjang,” kata Reza kepada Bisnis.

Selain analisis fundamental, Henan AM juga memastikan saham-saham terpilih memiliki likuiditas yang cukup untuk meminimalkan risiko transaksi.

Perusahaan juga melakukan diversifikasi untuk menyeimbangkan portofolionya dengan memilih saham dari berbagai sektor dan industri.

Menurut Henan AM, beberapa sektor yang berpotensi menjadi sumber dana adalah sektor perbankan, pertambangan, infrastruktur, transportasi, serta sektor perdagangan, jasa, dan investasi.

Reza mengatakan produk utama Reksa Dana Henan AM HPAM Ultima Ekuitas 1 dengan dana kelolaan (AUM) Rp 658,56 miliar. Selain itu, ada Reksa Dana HPAM Syariah Berkah dengan AUM Rp 1,49 triliun.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel