Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penurunan harga saham beberapa emiten sepanjang tahun 2024, terjadi perubahan valuasi PT Global Digital Niaga Tbk. (Beli) atau Blibli memang menunjukkan ketangguhannya. Hal ini mencerminkan reaksi positif pelaku pasar terhadap kinerja emiten Grup Djarum yang perlahan mulai meraup keuntungan.

Diakui, kinerja saham BELI paling impresif dibandingkan beberapa kompetitornya di pasar. Tahun lalu BELI bahkan naik 2,19% menjadi 482. Sahamnya menghijau ketika banyak emiten di sektor yang sama berisiko terkoreksi.

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Misalnya (GOTO) turun 6,59% tahun lalu. Mirip dengan saham PT Bukalapak.com Tbk. (OPEN), turun 19,08% menjadi 212 hingga penutupan perdagangan akhir tahun 2023.

BELI terus menunjukkan ketahanannya seiring semakin intensifnya koreksi pasar saham domestik tahun ini, setidaknya hingga sesi perdagangan Kamis (13/6/2024) kemarin. Pada 2024, saham BELI justru turun 16 poin atau 3,32% menjadi 466.

Meskipun ada perubahan, kinerjanya masih lebih baik dibandingkan pesaingnya. GOTO yang saat ini memiliki 25% saham Tokopedia turun tajam hingga mencapai 39,53% menjadi 52 pada tahun ini. OPEN juga mengalami penurunan dengan penurunan 42,59% menjadi 124.

Berdasarkan data SimiliarWeb, GOTO masih mendominasi dua kompetitor lainnya yang tercatat di bursa. Pada Februari 2024, Tokopedia menjadi platform belanja online kedua yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Secara global, Tokopedia mencapai 100,3 juta kunjungan.

Lalu BELI, atau menurut kronologinya, Blibli belakangan ini melampaui kinerja BUKA. Pada Februari 2024, data SameWeb menunjukkan Blibli berada di peringkat keempat dengan 24,15 juta views. Meski demikian, Bukalapak masih masuk dalam daftar 5 e-commerce yang paling banyak dikunjungi. Secara global, Bukalapak mencapai 4,42 juta pada Februari 2024.

Kibumo Martanto, CEO dan co-founder Blibli, mengatakan meski dengan berbagai tantangan bisnis sepanjang tahun 2023, BELI terus berupaya berinovasi dan berinovasi untuk memaksimalkan keuntungan agar dapat mendokumentasikan proses yang sedang berlangsung. Tentang praktik keuangan yang semakin sehat.

Menariknya, BELI tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis pemasaran lokal. Seiring menguatnya ekosistem, bisnis online travel agency (OTA) dan bisnis ritel Ranch Market akan memperkuat operasional BELI.

Dijelaskannya pada Rapat Umum Tahunan tersebut bahwa “tema utama yang tetap menjadi fokus Blibli dalam meningkatkan persaingan dan mempertahankan pertumbuhan bisnis adalah perubahan dan dinamika bisnis di industri digital khususnya di bidang bisnis Elektronika dan Internet Travel Agencies”. Rapat Pemegang Saham akan dilaksanakan pada Kamis (13 Juni 2024).

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2024, BELI mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,92 triliun, naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,83 triliun. Kinerja tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan pendapatan organisasi yang meningkat 158% menjadi Rp1,19 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp461 miliar.

Selain itu, penopang kinerja pendapatan juga berasal dari operasional toko fisik yang meningkat 29% menjadi Rp 1,29 triliun. Pendapatan ritel 3P, atau penjualan produk dan jasa oleh pemasok pihak ketiga (3P), meningkat 10% menjadi Rp 302 miliar. Sedangkan layanan ritel atau e-commerce 1P mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,13 triliun.

Sedangkan setelah dipangkas biaya-biaya lain-lain, BELI mencatatkan rugi bersih membaik sebesar Rp691,29 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp878,17 miliar. Praktik ini menunjukkan peningkatan adopsi dari 4,9% menjadi 6,3% YoY, sehingga menghasilkan margin laba kotor (GPBD) sebesar 29% YoY.

“Strategi bisnis dan kebijakan strategis yang ditempuh Blibli menekankan pada perluasan pilihan produk, peningkatan layanan, pengembangan teknologi, inovasi omnichannel, kepemimpinan, biaya dan kemampuan integrasi dalam ekosistem Blibli Tiket yang terintegrasi.”

Kusumo terus memperkuat strategi omnichannel dengan terus memperluas toko bekerja sama dengan partner yang memegang brand ternama dunia. Hal ini dilakukan untuk memberikan keleluasaan dan keleluasaan kepada pelanggan dalam berinteraksi dan berbelanja di ekosistem Blibli Tiket, baik online maupun offline.

Dari sisi operasional, BELI juga mulai menerapkan otomatisasi pada berbagai proses, termasuk penggunaan kecerdasan buatan. Selain itu, BELI terus mendorong penjualan lintas platform antara tiga platform besar (Blibli, tiket.com dan Ranch Market), termasuk peluncuran Loyalty Program terintegrasi – Blibli Tiket Rewards yang terintegrasi di seluruh platform dalam ekosistem. .

BELI juga percaya bahwa penerapan berbagai strategi, termasuk memperkuat ekosistem, telah berkontribusi positif dalam meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan, yang pada akhirnya meningkatkan bisnis dan operasionalnya sehingga memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Beli kinerja Outlook

Head of Research and Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan kinerja BELI akan ditopang oleh pertumbuhan penjualan Tiket.com. Meski saham BELI tidak termasuk, JP Morgan memberikan penawaran khusus untuk BELI.

Tiket.com mencatat pemesanan maskapai penerbangan meningkat 20% menjadi 13,04 juta pesanan pada tahun 2023 dibandingkan 10,91 juta pesanan pada tahun 2022. Sementara itu, pesanan akomodasi meningkat 50% menjadi 11,22 juta pesanan pada tahun 2023 dibandingkan 7,4 juta pesanan pada tahun 2022.

TPV BELI akan tumbuh 17% YoY pada tahun 2023 mencapai Rp 72,1 triliun (USD 4,5 miliar). Pendorong pertumbuhan ini sebagian besar disebabkan oleh Tiket.com [agen perjalanan online/OTA) di sektor perjalanan yang sedang mengalami pemulihan seperti layanan akomodasi. Volume meningkat sebesar 50% dan penerbangan meningkat sebesar 20%.

Sementara itu, EBITDA BELI meningkat dari negatif IDR 4,77 triliun (-USD 298 juta) pada tahun 2022 menjadi negatif IDR 3,35 triliun (-USD 209 juta) pada tahun 2023. Dengan asumsi peningkatan year-on-year sebesar US$100 juta, BELI pada akhirnya dapat berubah menjadi laba. 2025.

Disclaimer: Berita ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channels