Bisnis.com, JAKARTA – Perang harga mobil listrik semakin intensif di kalangan produsen mobil China seiring dengan menumpuknya persediaan akibat kelebihan produksi. Pabrikan besar seperti Tesla, Li Auto dan BYD berpartisipasi dalam perang harga.

Reuters melaporkan pada Selasa (23/04/2024) bahwa perang harga besar-besaran sedang berkecamuk di Tiongkok, berdampak pada banyak produsen mobil listrik dan hibrida di Tiongkok. sejumlah besar kendaraan. Selain itu, banyak pabrikan Tiongkok juga menghadapi tantangan lain.

Dalam hal ini, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) mengumumkan bahwa lebih dari 110 model kendaraan energi baru akan debut tahun ini, dari total 150 kendaraan baru, untuk meningkatkan persaingan secara signifikan.

NDRC kemudian berharap permintaan konsumen terhadap kendaraan energi baru seperti kendaraan listrik dan plug-in hybrid (PHEV) mampu terjual hingga 2,1 juta unit pada tahun 2024.

Menanggapi situasi ini, perusahaan mobil swasta terbesar di Tiongkok, seperti BYD dan Li Auto, akan memperkenalkan tiga merek mobil NEV kelas atas baru.

Ini pertanda pabrikan China sedang mengalami kelebihan pasokan dan berencana mengirimkan lebih banyak mobil ke konsumen, hingga 2,3 juta pada tahun ini.

Alhasil, rendahnya harga aki dan faktor irit menjadi kriteria utama penurunan harga mobil NEV. Di wilayah kota Shenzhen, China, mobil jenis ini diperkirakan mengalami penurunan sebesar 5-10%. Kota yang disebut-sebut memiliki konsumsi kendaraan listrik yang tinggi.

Di sisi lain, laporan NDRC menambahkan bahwa model BYD dan Denza, sebagai pionir penurunan harga terbesar, sebelumnya menurunkan harga kelima model mobilnya di bulan April sebesar 7,15-9,7%, angka tersebut sebenarnya berbeda dengan penurunan harga. . . Periode Januari 2024.

FYI: Tak hanya pabrikan China saja, perusahaan mobil Amerika seperti Tesla juga turut andil dalam menurunkan harga mobilnya di pasar China akibat semakin intensifnya perang harga mobil listrik antar produsen mobil listrik lainnya. (Maria Jessica Elvera Marus)

Lihat berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel