Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddie Danusaputro menjelaskan sektor industri mana saja yang masih populer bagi perusahaan modal ventura untuk mengeluarkan modal meski terjadi musim dingin teknologi. 

Kantor Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pendanaan modal ventura mencapai Rp 16,21 triliun pada Mei 2024, turun 11,96% year-on-year (YoY).

Tren penurunan tersebut menunjukkan penurunan sebesar 10,18% pada Maret 2024 menjadi senilai Rp16,79 triliun, disusul penurunan sebesar 12,61% pada April 2024 menjadi senilai Rp16,32 triliun.

“Perusahaan modal ventura lokal masih berminat pada fintech, agritech, kesehatan, dan teknologi energi, termasuk teknologi iklim,” kata Eddie kepada Bisnis, Rabu (17/07/2024).

Eddie menjelaskan, masih banyak tantangan yang terus menghambat implementasi pembiayaan modal ventura di Indonesia. Namun ia optimistis semakin besar masalahnya, semakin besar pula peluangnya.

Ia mencontohkan sektor keuangan yang masih minim pengetahuan keuangannya dan terbatasnya akses terhadap produk keuangan.

Lalu di bidang pertanian, ada kendala terkait pasokan, harga, inefisiensi, dan sebagainya, ujarnya.

Namun, dia mengatakan pasar Indonesia masih menjanjikan secara global. Perusahaan data modal ventura Magnitt mengatakan dalam sebuah laporan bahwa total pendanaan modal EVM di pasar negara berkembang adalah $3,469 triliun pada kuartal pertama tahun 2024, turun 34% dari kuartal pertama tahun 2023.

Dalam hal ini, pemimpinnya adalah ASEAN dengan nilai 2,209 miliar dolar, turun 31% dibandingkan kuartal pertama tahun 2023. Wilayah dengan kesepakatan terbanyak juga adalah ASEAN dengan 235 kesepakatan.

Sayangnya status Indonesia masih kalah dengan Singapura atau Malaysia. Singapura berada di urutan ketiga dengan modal ventura 1,324 miliar dolar, Thailand – 375 juta dolar, Indonesia – 263 juta dolar.

Eddie menilai data tersebut mungkin tidak akurat karena banyak startup atau start-up Indonesia yang memiliki perusahaan induk di Singapura. Namun ia optimistis Indonesia masih mempunyai potensi yang cukup besar.

Dia berkata. “Jika melihat hasil diskusi, terlihat bahwa Indonesia, Vietnam, dan Filipina tertarik,” dan “Hal yang sama juga terjadi pada Thailand, namun memiliki keunggulan di beberapa bidang seperti energi terbarukan. »

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.