Bisnis.com, JAKARTA – Starlink, satelit milik Elon Musk, menghasilkan emisi yang tinggi sehingga membuat para astronom tidak bisa melakukan penelitian luar angkasa. Hal ini diumumkan oleh Institut Astronomi Radio Belanda (ASTRON).

Jessica Dempsey, direktur ASTRON, mengatakan ribuan satelit Starlink generasi kedua, atau V2, yang mengorbit pada saat ini merupakan kamera radio yang menarik dan dapat mengganggu penelitian astronomi. 

Menurutnya, radiasi yang dipancarkan satelit ini melebihi peraturan yang ditetapkan oleh Telecommunications Union Internasional. Saat ini terdapat sekitar 6.402 satelit Starlink yang mengorbit sekitar 550 kilometer dari permukaan bumi.

Satelit Starlink berukuran relatif besar, dengan panel datar 3 meter dan panel surya 8 meter. 

Starlink memiliki lebih banyak satelit di orbit dibandingkan pesaingnya. Misalnya, pesaing utama SpaceX, OneWeb, saat ini memiliki kurang dari 1.000 satelit. Selain itu, Amazon berencana meluncurkan jaringannya sendiri, menargetkan setidaknya 3.000 satelit selama beberapa tahun ke depan.

Pada tahun 2030, diperkirakan jumlah satelit di orbit akan lebih dari 100.000. Studi yang dilakukan ASTRON pada Juli 2024 menggunakan teleskop radio LOFAR menunjukkan bahwa radiasi elektromagnetik dari satelit Starlink mengganggu pengamatan objek di luar angkasa.

“Semakin banyak satelit dengan tingkat emisi lebih tinggi yang diluncurkan, maka akan semakin sulit bagi kita untuk mengamati luar angkasa,” kata Dempsey kepada BBC, Kamis (19/9/2024).

Faktanya, satelit Starlink milik Elon Musk telah menyediakan layanan Internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia, termasuk di daerah terpencil seperti Ukraina dan Yaman. 

Di Inggris, satelit ini juga terhubung ke tempat-tempat yang sulit dijangkau. Menurut Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris, pengujian pada tahun 2022 menunjukkan bahwa Starlink mampu memberikan kecepatan internet empat kali lebih cepat dari rata-rata.

Namun, di luar kelebihan Starlink terdapat risiko yang dihadapi para ilmuwan, yakni sulitnya menjelajahi luar angkasa karena tingginya emisi. 

Robert Massey, wakil kepala eksekutif Royal Astronomical Society of England, menekankan perlunya tindakan cepat untuk menyelesaikan masalah ini. Dia memperingatkan bahwa mengabaikan penelitian astronomi tidak dapat diterima. 

“Ilmu pengetahuan yang kurang penting saat ini mungkin menjadi hal mendasar di masa depan. Para ilmuwan juga mengkhawatirkan polusi cahaya dari satelit yang dapat mengganggu teleskop optik,” kata Massey.

Para peneliti menyerukan peraturan yang lebih ketat mengenai pengoperasian satelit untuk melindungi penelitian ilmiah. Langkah-langkah yang direkomendasikan, misalnya, melindungi baterai satelit untuk mengurangi emisi radiasi. Jika tidak ada tindakan yang diambil, kemungkinan ancaman terhadap astronomi akan semakin meningkat.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel