Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menargetkan pasar tabungan ritel seri SBR013 mencapai Rp 1 triliun.

Pemerintah resmi menutup penawaran Sukuk Tabungan ST012 pada hari ini, Rabu (29/05/2024) pukul 10.00 WIB dengan penjualan sekitar Rp 19,05 triliun dari kedua seri tersebut. Setelah itu, investor harus bersiap menunggu peluncuran SBN ritel seri berikutnya, yakni seri SBR013 tabungan obligasi ritel.

Merujuk situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), masa penawaran SBR adalah mulai 10 Juni 2024 hingga 4 Juli 2024. Namun jadwal tersebut masih tentatif, artinya masih bisa berubah sesuai kebijakan Kementerian Keuangan.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebagai salah satu mitra distribusi obligasi ritel Treasury juga mencatatkan penjualan ST012 yang signifikan.

General Manager Wealth Management Department BNI Heni Eugenia mengatakan, untuk ST012 yang ditawarkan pada 26 April hingga 29 Mei 2024, jumlah penjualannya melebihi target yang ditetapkan lebih dari Rp 1 triliun.

Dijelaskannya, untuk ST012-T2 dengan jangka waktu 2 tahun dengan bunga 6,4 persen, BNI menjual Rp 730 miliar, sedangkan ST012-T4 dijual Rp 320 miliar dengan jangka waktu 4 tahun.

Menurut Haney, beberapa faktor pendorong penjualan ST012 adalah tingginya kupon dan sifat lantai mengambang. BNI melihat tawaran Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25% sehingga menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi.

Selain itu, pascapenutupan penawaran ST012, BNI juga menargetkan penjualan SBR013 senilai Rp1 triliun dapat dimulai dalam waktu dekat.

“Penawaran obligasi tabungan ritel SBR013 rencananya akan diluncurkan pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024, kami memiliki target penjualan lebih dari Rp 1 triliun,” kata Heni dalam Bisnis, Rabu (29/05/2024).

Heaney mengatakan, ke depan, minat terhadap SBN ritel masih ada di tahun 2024, tercermin dari masih kuatnya permintaan penerbitan ST012 yang akan berakhir pada 29 Mei 2024. 

Selain itu, juga terdapat pergerakan suku bunga BI rate yang relatif stabil dan kemampuan penurunan suku bunga acuan, serta tarif pajak obligasi yang hanya sebesar 10%, tutupnya.

Saat ini Kementerian Keuangan belum menentukan besaran kupon atau kuota penawaran SBR013. Namun jika melihat batch sebelumnya yakni SBR012 yang ditawarkan pada 19 Januari-9 Februari 2023, penjualan SBR012 mencapai Rp 22,18 triliun dari kedua batch tersebut.

Rinciannya, SBR012-T2 tenor 2 tahun mencatatkan penjualan Rp 16,73 triliun, sedangkan SBR012-T4 tenor 4 tahun mencatatkan penjualan Rp 5,54 triliun.

Saat itu, pemerintah menghadirkan SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 dengan total target awal Rp 10 triliun. SBR012-T2 bertenor 2 tahun dengan kupon 6,15%, sedangkan SBR012-T4 bertenor 4 tahun dengan kupon 6,35%.

————

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel