Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 71 2024 tentang pengenaan bea masuk antidumping terhadap impor baja dari China.

Aturan ini ditandatangani Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati dalam PMK 71/2024 tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Terhadap Produk Profil H dan Profil I Yang Diimpor Dari Republik Rakyat Tiongkok Yang Diundangkan Pada 9 Oktober 2024 Dan diadopsi pada bulan Oktober 2024.

Sementara itu, PMK 71/2024 akan mulai berlaku pada lima tahun ke depan, yakni mulai 29 Oktober 2024 hingga 29 Oktober 2029.

Pasal 1 menjelaskan, pajak impor antidumping yang tercantum dalam Peraturan Menteri ini merupakan pajak yang dipungut oleh negara atas barang dumping yang merugikan.

Menteri Keuangan Shri Mulyani mengatakan bea masuk antidumping berlaku untuk produk impor yang berasal dari Republik Rakyat Tiongkok.

Produk tersebut meliputi besi atau baja bukan paduan Baja berbentuk H yang tidak dikerjakan lebih lanjut selain dicanai panas, ditarik panas atau diekstrusi, dengan tinggi 80 mm atau lebih, termasuk dalam pos tarif 7216.33.11 dan 7216.33.

Selain itu, produk dari besi atau baja bukan paduan Kategori 1, yang tidak dikerjakan lebih lanjut selain dengan pengerolan panas, penarikan panas atau ekstrusi, dan mempunyai tinggi 80 mm atau lebih, juga tercakup dalam Tarif No. 7216.32.10 dan 7216.32. 90.

Peraturan tersebut menyatakan: “Bea masuk anti-dumping sebesar 11,93% akan dikenakan kepada semua eksportir dari Republik Rakyat Tiongkok.”

Selain itu, bea masuk antidumping dikenakan di samping bea masuk umum (most favoured nation) atau bea masuk preferensial berdasarkan perjanjian internasional atau perjanjian yang diberlakukan.

Dalam hal tidak dipatuhinya ketentuan perjanjian atau perjanjian internasional, maka dikenakan bea masuk antidumping terhadap produk impor dari negara-negara yang ditentukan dalam perjanjian atau perjanjian internasional, yang dikenakan berdasarkan tarif umum impor (most-favoured-nation tariff). ).

Dijelaskan pula besaran bea masuk antidumping terhadap barang impor Golongan H dan Golongan I yang telah mendapat nomor pendaftaran dari kantor pabean yang memenuhi kewajiban pabean dalam dokumen pemberitahuan pabean impor. Namun demikian halnya jika kewajiban pabean diselesaikan dengan menyerahkan pemberitahuan pabean.

Alternatifnya, lanjutnya, apabila kewajiban pabean diselesaikan tanpa menyampaikan pemberitahuan pabean, maka bea masuk dan nilai pabean ditentukan oleh kantor pabean yang menyelesaikan kewajiban pabean tersebut.

Selain itu juga dijelaskan bahwa barang yang masuk dan keluar dari kawasan perdagangan bebas, pelabuhan bebas, tempat penimbunan berikat, dan kawasan ekonomi khusus harus ditangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan masuk yang relevan. “Dan/atau pengeluaran barang ke dan dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, kawasan pergudangan, atau kawasan ekonomi khusus,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel