Bisnis.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Independen) Bapak Mulyani Indrawati mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 akan tetap di atas 5% meskipun terjadi gejolak geopolitik dan ketidakstabilan perekonomian global.
Kenaikan imbal hasil Treasury AS, serta penguatan dolar Amerika Serikat (AS), bermula dari The Fed yang menunda penurunan suku bunga (FFR).
“Di tengah dinamika ketidakpastian global, kinerja perekonomian Indonesia masih terbilang stabil, dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan melebihi 5 persen pada kuartal I tahun 2024, menguat dibandingkan kuartal IV tahun 2024,” ujarnya. Konferensi pers rapat berkala KSSK II, Jumat (3/5/2024).
Perekonomian Indonesia akan didorong oleh konsumsi domestik yang juga kuat dari pemerintah, rumah tangga, dan organisasi nirlaba rumah tangga (LNPRT).
Merujuk pada laporan APBN April 2024, belanja pemerintah pada triwulan I tahun 2024 meningkat sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu, belanja pemerintah hanya tumbuh sebesar 5,7%.
Di sisi lain, pemilu atau pemilu pada Februari 2024 juga akan mendorong belanja front-loading. Rp 26 triliun dibelanjakan setidaknya setiap lima tahun sekali pada Januari hingga Maret 2024.
“Selanjutnya, kebijakan APBN berupa kenaikan gaji pegawai pemerintah dan pensiunan, serta THR dan tantiem kinerja 100% akan memberikan dukungan terhadap belanja negara yang akan memperkuat daya beli masyarakat,” lanjut bendahara negara itu.
Selain itu, investasi yang lebih tinggi dari perkiraan juga didukung oleh PSN di sejumlah sektor dan aktivitas konstruksi swasta sebagai dampak positif dari hadirnya insentif pemerintah.
Sayangnya, Pak Mulyani menilai kinerja ekspor masih belum cukup kuat seiring dengan melemahnya harga komoditas dan lemahnya permintaan global.
Untuk itu, Pak Mulyani meminta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Vargio, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) D.K. Mahendra Siregar dan DK Purbaya serta Yudhi Sadeva yang tergabung dalam Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) akan terus fokus pada kondisi global.
“KSSK akan siap menunggu tindakan kebijakan yang sinergis dan efektif untuk memitigasi dampak negatif penularan dan ketidakpastian global terhadap stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia,” ujarnya.
Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya di WA