Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku dalam dua pekan ke depan pemerintah akan menutup Kebijakan Ekonomi Makro dan Kerangka Ekonomi Makro dan Prinsip-Prinsip Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) atau APBN kepada pemerintahan Prabowo Subianto. .
Hal itu disampaikannya usai mengikuti agenda pembukaan Rapat Koordinasi Pengawasan Intern Pemerintah Pusat Tahun 2024 di Istana Negara, Rabu (22/5/2024).
Nanti dalam dua minggu ke depan kita akan membahas kebijakan makroekonomi dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang saya sampaikan kepada DPR kemarin, ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.
Lebih lanjut, Bendahara Negara mengatakan, pada minggu depan seluruh fraksi akan menyampaikan pandangannya. Sementara itu, perdebatan akan membahas serangkaian topik seperti asumsi makroekonomi, nilai tukar, inflasi, suku bunga dan harga minyak.
Dinamika perubahan di dunia juga akan sangat cepat. Jadi nanti bersama DPR kita akan mendapatkan opini dan opini terkini mengenai perkembangan terkini. situasi yang mencakup indikator-indikator yang saya sebutkan sebelumnya,” pungkas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan memaparkan KEM-PPKF sebagai bahan pembahasan awal pada minggu depan dalam rangka penyusunan nota keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025.
“Saya menyampaikan perkembangan terkini kepada Presiden mengenai kondisi perekonomian terkini dan hasil perjalanan kemarin, serta persiapan pembicaraan dengan DPR minggu depan,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (16/5/2024).
Sekadar informasi, dokumen KEM-PPKF merupakan dokumen yang memuat tinjauan mendalam mengenai gambaran dan skenario arah kebijakan ekonomi dan fiskal.
Selanjutnya, KEM-PPKF akan dibahas antara pemerintah dan DPR sebagai bahan pembahasan awal penyusunan nota keuangan dan RAPBN 2025.
Dokumen ini akan menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga (K/L) dalam merumuskan kebijakan dan usulan anggaran pada tahun mendatang.
Sementara itu, rancangan awal KEM-PPKF 2025 menyebutkan defisit anggaran akan berkisar 2,48%-2,8% dari produk domestik bruto (PDB). Bahkan, kisaran tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan APBN 2024, yaitu 2,29% PDB.
Sebaliknya, untuk asumsi makroekonomi, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,3%-5,6%, sedangkan angka kemiskinan berada pada kisaran 6%-7%.
Kemudian tingkat pengangguran terbuka ditargetkan turun menjadi 4%-5%, maka indeks Gini akan berada di kisaran 0,37. Jadi indeks sumber daya manusia ditargetkan sebesar 0,56, selain mengurangi gas rumah kaca sebesar 38,6% pada tahun depan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel