Bisnis.com, JAKARTA – Sri Mulyani Indrawati sudah lama menentang pemisahan Direktorat Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Kementerian Keuangan melalui pembentukan Kantor Pajak Negara.
Padahal, rencana pembentukan lembaga khusus pengaturan pendapatan APBN sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dokumen RPJMN menjadi acuan berfungsinya Presiden Joko Widodo periode pertama.
Dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa pemungutan pendapatan atau penerimaan negara ditangani oleh lembaga khusus yang bertanggung jawab langsung kepada presiden dan dikoordinasikan oleh Menteri Keuangan.
Namun Menteri Keuangan yang ditunjuk Jokowi justru melontarkan sikap kontra terhadap pembentukan badan khusus pajak tersebut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, belum ada rencana pemisahan Direktorat Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Sejauh ini belum ada perubahan kelembagaan, jadi kami [Kemenkeu] tetap beroperasi seperti sekarang,” kata Sri Mulyani, Rabu (23/10/2019), seperti dilansir Antara.
Setelah lebih dari setahun pemerintahan Presiden Jokowi, tak ada lagi wacana pembentukan lembaga khusus. Fungsi penerimaan masih dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
Memasuki pemilihan presiden, Prabowo Subianto sebagai calon kuat memaparkan rencananya mendirikan kantor pajak. Saat Prabowo resmi menjadi calon presiden (capres), hal itu pun diungkapkan Prabowo dalam berbagai kesempatan.
Misalnya saja pada Dialog Capres dengan Kadin ke-02, Prabowo menyatakan bahwa pembentukan Kantor Pajak Negara dimaksudkan agar Kementerian Keuangan bisa fokus mengelola belanja negara, dibandingkan harus memikirkan aspek penerimaan. Ia pun yakin lembaga tersebut bisa memaksimalkan tugasnya dalam mengumpulkan pendapatan negara.
“Kami membaginya agar lebih efisien. Menkeu tidak perlu memikirkan [pajak] atau mengurusnya,” kata Prabowo, Jumat (1/1/2024) dalam perbincangan antara Capres dan Kadin.
Prabowo saat itu terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029 sehingga pendirian Kantor Pajak Negara semakin menjadi sorotan. Sri Mulyani juga diyakini tidak akan bergabung dalam pemerintahan berikutnya, apalagi Sri Mulyani telah menyampaikan surat pengunduran diri ke banyak pihak.
Kecurigaan tersebut tiba-tiba berubah pada Senin (14/10/2024). Sri Mulyani rupanya menjadi salah satu nama calon menteri yang dipanggil ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta.
Selang beberapa waktu, Sri Mulyani keluar dari kediamannya dan mengatakan bahwa itu adalah ajakan dari Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan selanjutnya.
“Dia meminta saya menjadi Menteri Keuangan lagi,” kata Sri Mulyani, Senin (14/10/2024).
Sontak awak media menanyakan kepada Sri Mulyani soal rencananya mendirikan badan pajak negara. Namun, dia menyatakan rencana tersebut belum ada dan Kementerian Keuangan tetap satu.
“Tidak, tidak… [Kementerian Keuangan] masih,” kata Sri Mulyani.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN) Prabowo-Gibran Anggawira menilai kemungkinan pembentukan otoritas pajak negara masih terbuka. Menurut dia, pembentukan badan khusus ini merupakan strategi jangka panjang dalam mengoptimalkan keuangan negara.
“Jika Sri Mulyani kembali menjabat Menteri Keuangan, tentu akan ada pembahasan lebih lanjut mengenai penerapan strategi tersebut,” kata Angga kepada Bisnis, Rabu (16 Oktober 2024). Wakil Sri Mulyani akan dicalonkan menjadi kepala bendahara negara
Dua Wakil Menteri atau Wakil Menteri Keuangan yakni Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono serta Anggito Abimanyu terlihat di kediaman pribadi Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Selasa (15 Oktober 2024) sore.
Mereka mendampingi Bendahara Negara Sri Mulyani yang tiba di Kertanegara dan “diinterogasi” oleh Prabowo pada malam sebelumnya, Senin (14 Oktober 2024).
Suahasil dan Thomas terlihat di Kertanegara secara bersamaan, sekitar pukul 16.22 WIB, berdua mengenakan batik dan celana panjang hitam.
Sambil melambai kepada wartawan, Suahasil dan Thomas menuju pintu masuk rumah presiden terpilih.
Dekat dengan keduanya adalah Anggito, yang sempat disebut-sebut sebagai calon Kepala Badan Pajak Negara (BPN) – lembaga baru yang rencananya akan dibentuk oleh Prabowo.
Usai pertemuan, Thomas menjelaskan, Prabowo – yang merupakan pamannya – memberi tugas besar kepada mereka bertiga untuk membantu Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan. Thomas bahkan memanggil tiga wakil menteri.
“Kami bertiga, kami tiga wakil menteri, tiga dalam satu. Tugas ini akan kami laksanakan sebaik mungkin,” kata Thomas, Selasa (15/10/2024).
Suahasil menjelaskan, Prabowo berpesan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk mendorong pembangunan dan menciptakan investasi guna pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan.
Sementara itu, Anggito menegaskan ketiganya bertugas membantu Menteri Keuangan memastikan kelancaran pekerjaannya. Soal penerimaan negara pun Anggito angkat bicara usai pertemuannya dengan Prabowo.
“Salah satunya adalah mengoptimalkan pendapatan negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki program strategis untuk meningkatkan pendapatan pemerintah dalam waktu dekat,” kata Anggito (Dany Saputra).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel